Jakarta CMO Club: Pengelolaan Nikel Harus Menerapkan Green Mining

marketeers article
Gathering C Level bertajuk “Nickel Gathering Jakarta CMO Club/Markplus-Nationalism, Spiritualism & Mining Entrepreneurship” di Jakarta, Senin (6/3/2023).

Berbekal sumber daya nikel yang melimpah di Indonesia, sektor pertambangan seharusnya dapat membuat masyarakat menjadi makmur. Berbanding terbalik, alih-alih menjadi makmur, masyarakat sekitar tambang malah hidup susah karena sumber daya alamnya dikelola oleh pihak asing. Sebab itu, diperlukan sinergitas antarstakeholder dan pengusaha nikel supaya dapat mengelola sumber daya yang satu ini dengan maksimal.

“Kita seharusnya menerapkan green mining, ada istilah pabrik itu good mining practice. Semua harus reformasi, mulai dari pengusaha, pemerintah, masyarakat dan lain-lain, tapi lebih baik lagi kalau memulainya dari diri sendiri. Seperti halnya teknologi mining, bisa digunakan for good atau for bad. Dalam hal ini, kita harus merubah dari marketing for bad menjadi marketing for good,” ujar Hermawan Kartajaya, Founder & Chairman MarkPlus Corp (MCorp) saat Gathering C Level bertajuk “Nickel Gathering Jakarta CMO Club/MarkPlus-Nationalism, Spiritualism & Mining Entrepreneurship” di Jakarta, Senin (6/3/2023).

Berangkat dari sini, Asosiasi Pengusaha Nikel Indonesia (APNI) memainkan peran penting dalam menjaga keberlangsungan dan pertumbuhan industri pertambangan nikel di Indonesia. Sebagai wadah pengusaha nikel, APNI membantu menjembatani antara pengusaha, pemerintah, dan masyarakat dalam mengembangkan industri ini dengan cara yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Adapun, APNI juga berperan dalam mempromosikan standar keselamatan kerja dan lingkungan yang tinggi dalam industri pertambangan nikel, sehingga membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

BACA JUGA: Optimalkan Cadangan Nikel, Pertamina Dukung Ekosistem Baterai EV

Selain itu, APNI juga berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor pertambangan nikel melalui pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Dengan demikian, APNI membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Selain kontribusinya di perekonomian dan pembangunan sosial, APNI juga berperan dalam mempromosikan kepentingan industri nikel Indonesia di tingkat nasional maupun internasional. APNI memperjuangkan kebijakan dan regulasi yang mendukung pertumbuhan industri nikel yang berkelanjutan dan kompetitif, sehingga dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia.

“Sebagai mitra pemerintah, APNI tidak hanya memperjuangkan aspirasi para penambang nikel di sektor hulu, namun mendukung program pembangunan sektor pertambangan, khususnya komoditas nikel di Indonesia. Indonesia saat ini sedang dilirik dunia seiring gencarnya program dan gerakan renewable energy,” papar Meidy Katrin Lengkey, Sekretaris Umum APNI dalam kesempatan yang sama.

Lebih lanjut, Nanan Soekarna selaku Ketua Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengatakan akan mendukung percepatan integrasi ekonomi Indonesia pada kawasan ASEAN melalui penyesuaian diri dengan liberasi perdagangan progresif dan pembukaan pasar, baik itu di dalam kawasan maupun di dunia pada umumnya.

BACA JUGA: Bahlil Lahadalia Usulkan Ada OPEC Negara Penghasil Nikel

“Melalui perayaan HUT ke-6 APNI dan Gathering APNI-Jakarta CMO Club akan membuka friendly networking, edukasi, spiritualisme, dan idealisme untuk negara tercinta Indonesia. Terbuka pula peluang bisnis secara advance dan berkelanjutan dalam usaha hilirisasi produk mineral nikel, mendukung Indonesia ASEAN Chairmanship 2023 dan Indonesia Emas 2045. Misi ini sesuai dengan tagline dan semboyan APNI, yaitu ‘Negara Adidaya, Masyarakat Sejahtera, Pengusaha Bahagia’,” tutup Nanan pada agenda malam itu di Hotel Raffles Jakarta.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related