Jamkrindo Dorong Digitalisasi UMKM di Indonesia Timur

marketeers article
Jamkrindo Dorong Digitalisasi UMKM di Indonesia Timur. (Dok. Jamkrindo)

PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) terus aktif meningkatkan pemahaman mengenai literasi keuangan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah Indonesia Timur. Salah satu upaya Jamkrindo untuk mendorong digitalisasi UMKM adalah melalui workshop, yang digelar di Kota Parepare, Sulawesi Selatan.

Workshop dengan tema “Mengelola Laporan Keuangan bagi UMKM dan Sosialisasi Platform UMKM Layak” ini berlangsung di Barugae Rujab Walikota Parepare, Lappade, Ujung, Kota Parepare, Sulawesi Selatan.

Wakil Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan II Jamkrindo, Anggit Murdiwibowo menjelaskan workshop kali ini diikuti oleh 60 peserta dari Kota Parepare. 

“Kegiatan ini adalah bentuk dari konsultasi manajemen dan pemberdayaan UMKM dalam program UMKM Layak di Indonesia Timur,” kata Anggit.

Tujuan utama dari workshop ini adalah membantu para peserta memahami situasi keuangan usaha serta memberikan solusi alternatif untuk masalah yang dihadapi. Salah satu poin penting yang disoroti adalah pentingnya memahami perbedaan antara pemasukan dan pengeluaran, serta memilah antara kebutuhan dan keinginan.

BACA JUGA: Tahun 2022, Jamkrindo Bukukan Laba Bersih hingga Rp 1,28 Triliun

“Pendapatan aktif mencakup gaji dan laba usaha, sedangkan pendapatan pasif melibatkan saham dan obligasi yang bisa menjadi pilihan,” ujarnya.

Workshop ini juga membahas langkah-langkah dalam mendiagnosis kesehatan keuangan UMKM. Pertama, pelaku UMKM harus memeriksa kesehatan keuangan. 

Pelaku UMKM harus mampu mengelola pendapatannya dengan bijak dan memiliki aset yang lebih besar daripada utang. Langkah berikutnya adalah bijaksana dalam menggunakan anggaran dengan memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan. 

Dengan memahami metode pengecekan ini, pelaku UMKM diharapkan akan lebih cerdas dalam menggunakan uangnya untuk hal-hal yang produktif.

Terakhir, pelaku UMKM dapat melakukan diagnosis keuangan dengan mengacu pada tiga aspek utama: jumlah dana di tabungan harus enam kali dari pengeluaran bulanan, cicilan utang per bulan tidak boleh lebih dari 30% dari pendapatan bulanan, dan kebiasaan menabung minimal 10% dari laba usaha secara rutin.

BACA JUGA: Hingga September, Jamkrindo Kantongi Laba Bersih Rp 802 Miliar

Di era digital saat ini, Jamkrindo juga mendorong pelaku UMKM untuk melakukan digitalisasi laporan keuangan. Dengan mencatat transaksi keuangan secara digital, diharapkan para pelaku UMKM dapat melakukan berbagai transaksi keuangan tanpa harus memiliki pengetahuan mendalam tentang dasar-dasar akuntansi.

Salah satu peserta, Afif, pemilik MOKO Donuts menyatakan materi yang disampaikan sangat bermanfaat bagi pelaku UMKM di Kota Parepare. 

“Menurut saya, workshop ini sangat bermanfaat karena selain materi pengelolaan keuangan, juga ada pembahasan mengenai optimasi Google Maps dari Jamkrindo. Ini sangat berguna bagi pelaku UMKM, terutama di Kota Parepare, dalam pengembangan bisnis ke depannya,” ujarnya.

Sebagai informasi, workshop ini merupakan bagian dari program Konsultasi Manajemen dan Pemberdayaan UMKM dalam program UMKM Layak di Indonesia Timur. Setelah sukses diselenggarakan di Kupang dan Palu, Jamkrindo juga akan menyelenggarakan acara serupa di kota lain, termasuk Ambon. 

Editor: Ranto Rajagukguk

Related