Jangan Asal Beriklan di Mobile Game, Riset Ini Beberkan Insight Penting

marketeers article
Ilustrasi periklanan. Sumber gambar: 123rf

Platform konten pemasaran dan teknologi monetisasi, InMobi melaporkan hasil riset terbaru terkait dengan tren belanja iklan di Asia Tenggara (ASEAN). Dalam survei itu ditemukan sebanyak 98% pengiklan di ASEAN menggadakan belanja iklan pada mobile game lantaran adanya peningkatan aktivitas penggunanya.

Rishi Bedi, Managing Director InMobi mengungkapkan, survei ini melibatkan lebih dari 200 pemimpin mobile marketing di kawasan ASEAN dalam memberikan wawasan mendalam tentang ekosistem periklanan mobile game yang berkembang pesat di Indonesia. Hasil survei juga menyajikan gambaran menyeluruh tentang sikap, persepsi, dan kesiapan pengiklan di kawasan ini untuk mengadopsi iklan seluler atau mobile.

“Tiga dari lima pengiklan, mulai memanfaatkan iklan mobile game dalam dua tahun terakhir, tetapi 80% responden mengaku telah beriklan setidaknya selama satu tahun atau lebih. Sementara itu, sebanyak 98% pengiklan melaporkan peningkatan pengeluaran mereka untuk mobile game pada tahun lalu atau dua kali lipat dari angka tahun lalu (year on year/yoy),” kata Rishi melalui keterangannya, Kamis (22/9/2022).

Laporan tersebut menunjukkan potensi mobile game sebagai saluran pemasaran yang sedang berkembang. Adapun format iklan unik dalam iklan mobile game memungkinkan perhatian dan interaksi audiens yang lebih tinggi, sehingga menarik minat yang kuat dari pengiklan.

Format iklan mobile game yang paling banyak dieksplorasi adalah video berhadiah, iklan playable, dan iklan interstisial. Namun, iklan dalam game juga semakin populer karena pengiklan berusaha mengintegrasikan iklan ke dalam game dan membuat game lebih realistis.

Laporan ini juga menunjukkan perbedaan parameter keberhasilan antar responden pada berbagai tahap saat mengadopsi iklan game. Para pengiklan cenderung memilih untuk beriklan di mobile, karena kesadaran brand, jangkauan dan frekuensi, serta tingkat penyelesaian sebagai metrik keberhasilan utama untuk kampanye mereka.

Di sisi lain, kata Rishi, pendatang baru yang telah mengadopsi iklan gaming selama kurang dari setahun cenderung sering mengevaluasi berbagai aspek, termasuk jangkauan, keamanan brand, dan peningkatan penjualan.

Menariknya, ASEAN merupakan rumah bagi lebih dari 270 juta gamer dan salah satu pasar game seluler dengan pertumbuhan tercepat di dunia.

Adopsi smartphone yang cepat dan peningkatan konektivitas internet yang semakin berkontribusi pada pertumbuhan ini, membuat pengiklan semakin mengintegrasikan iklan digital dengan mobile game untuk memanfaatkan potensi pasar yang luas.

”Kami berharap dapat membantu ruang ini tumbuh karena menciptakan lebih banyak peluang bagi brand untuk memanfaatkan dan memperluas cara mereka melibatkan audiens,” pungkas Rishi.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related