Jawab Kebutuhan Akan Dokter, President University Bangun AHS

marketeers article
Foto: President University

President University (PresUniv) terus memperkuat misi untuk mendirikan Fakultas Kedokteran. Upaya ini ditandai dengan ditandatanganinya Perjanjian Kesepahaman (Memorandum of Understanding atau MoU) antara President University dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi. MoU tersebut berisi nota kesepahaman untuk pengembangan sistem kesehatan akademik (Academic Health System atau AHS) di Kabupaten Bekasi.

Ditandatangani oleh Rektor PresUniv Chairy dan Plt Bupati Bekasi Akhmad Marjuki di Jababeka Golf & Country Club, Cikarang, Bekasi, pada Rabu (20/4), kolaborasi ini diharapkan akan muncul institusi dan sistem layanan kesehatan yang unggul.

Di dalam programnya, AHS dari President University merupakan collaborative ecosystem yang melibatkan tiga pihak, yakni penyedia layanan kesehatan di Kabupaten Bekasi (klinik, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), RSUD Kabupaten Bekasi dan RS swasta), kalangan industri (yang memiliki klinik in-house, asuransi, termasuk penerapan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3), dan Fakultas Kedokteran PresUniv.

“PresUniv tidak hanya mendirikan Fakultas Kedokteran, tapi juga ingin ikut membangun AHS di Kabupaten Bekasi. Kami menyadari bahwa membangun AHS itu tidak mudah. Perlu dukungan dari pemerintah, termasuk Pemkab Bekasi,” kata Budi Susilo Soepandji, Ketua Yayasan Pendidikan Universitas Presiden dalam laporannya.

Sementara, Plt. Bupati Kabupaten Bekasi Akhmad Marjuki mengapresiasi rencana PresUniv dalam mendirikan Fakultas Kedokteran. “Setelah mendengar penjelasan tentang AHS, saya nyatakan bahwa kerja sama antara Pemkab Bekasi dengan PresUniv ini benar-benar harus kita wujudkan. AHS dari President University jangan hanya menjadi simbol semata,” jelasnya.

Langkah ini pun dinilai akan menjawab persoalan akan kebutuhan dokter di wilayah Jawa Barat. Data Kementerian Kesehatan tahun 2019 mengungkapkan, DKI Jakarta memiliki 6-7 dokter umum untuk setiap 10.000 penduduknya. Ini jauh di atas standar WHO. Namun, provinsi tetangganya, yakni Provinsi Banten dan Jawa Barat, hanya memiliki 1 dokter umum per 10.000 penduduk. Potret serupa juga terjadi di Provinsi Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, dan Maluku.

Selain kurangnya jumlah dokter, distribusinya juga menjadi masalah. Pendirian Fakultas Kedokteran di PresUniv diharapkan bisa ikut memberikan kontribusi dalam menyelesaikan tantangan tersebut.

Fakultas Kedokteran PresUniv akan memiliki beberapa keunggulan. Pertama, lokasi kampusnya di kawasan industri Jababeka yang merupakan kawasan industri terbesar di Asia Tenggara. Kawasan ini menjadi tempat beroperasinya 2.000 perusahaan nasional dan multinasional dari berbagai negara.

Semua perusahaan tersebut mempekerjakan sekitar 1 juta pegawai, termasuk ekspatriat. Untuk itu Fakultas Kedokteran PresUniv akan memberikan perhatian besar terhadap isu-isu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di lingkungan industri.

Kedua, Fakultas Kedokteran PresUniv akan fokus pada layanan kesehatan primer dengan meningkatkan upaya-upaya preventif dan promotif. Fakultas Kedokteran ini tak hanya akan menjalankan fungsi pendidikan, tapi juga ingin kehadirannya memberikan dampak ke masyarakat. Ini akan dicapai melalui serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan penelitian.

Ketiga, kegiatan perkuliahan di PresUniv menggunakan bahasa Inggris. Ini berlaku pula untuk Fakultas Kedokteran. Saat ini kemampuan berbahasa Inggris menjadi sangat penting. Banyak jurnal, publikasi ilmiah atau event internasional yang menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, bahasa Inggris juga diperlukan bagi mahasiswa atau lulusan PresUniv yang ingin memperluas jejaringnya sampai ke tingkat internasional.

Dengan menguasai bahasa Inggris, peluang mahasiswa dan lulusan Fakultas Kedokteran, PresUniv, untuk mengembangkan diri akan menjadi lebih terbuka. Dengan kemampuannya dalam berbahasa Inggrisnya, hal itu juga membuka peluang bagi segenap lulusan Fakultas Kedokteran untuk berkarier di luar negeri.

Related