Jazz Gunung, Upaya Rebranding Bromo Ala Sigit Pramono

marketeers article

Meski memiliki latar belakang di bidang perbankan, Sigit Pramono ternyata juga memiliki ketertarikan dalam mengelola rebranding pariwisata. Beberapa tahun belakangan, pria yang juga menjabat Ketua Perbanas ini sibuk menjadi Pemrakarsa Jazz Gunung yang berlokasi di Gunung Bromo.

“Sejauh ini, sebagai bankir saya baru menulis satu buah buku di bidang perbankan. Sementara itu, saya juga sudah menulis tiga buku di bidang lanscape photography, inspirasi dari Gunung Bromo,” ujar Sigit dalam acara Creative Marketing Collaboration in Tourism yang digelar STIE Prasetiya Mulya, Rabu (25/2/2015). 

Menurut Sigit, sektor pariwisata Indonesia menyimpan banyak kesempatan. Namun, ia mengatakan ada kesalahan branding yang dilakukan banyak orang, terutama untuk memasarkan Bromo. Dari pemerintah hingga agen pariwisata, mereka memasarkan Bromo hanya sebagai destinasi untuk melihat matahari terbit.

“Ini adalah sebuah kesalahan karena wisatawan yang datang hanya akan tinggal satu malam. Padahal, dalam konsep pariwisata yang menguntungkan, kita mestinya harus bisa membuat tamu stay longer dan spend more,” kata Sigit.

Sebagai penikmat fotografi yang juga peduli dengan pariwisata Indonesia, Ia mendirikan galeri fotografi dan cafe di Gunung Bromo. Ia mengatakan cafe ini adalah cafe tertinggi di Indonesia. Selain didorong oleh kecintaannya, ia berharap hal ini juga dapat membuat wisatawan tinggal lebih lama dan lebih banyak pihak yang bisa mengais rezeki. 

Pada awal pendiriannya, Sigit mengatakan apa yang ia dirikan tak cukup memberikan pemasukan, bahkan untuk membiayai bisnis itu sendiri. Tak jarang, ia harus menyisihkan kocek pribadi untuk membiayai operasionalnya.

Inovasi pun ia lakukan. Sigit menggagas apa yang dinamakannya sebagai Jazz Gunung. Dampaknya pun luar biasa. Dari tenda, homestay, hingga hotel-hotel, termasuk hotel yang ia dirikan, laris manis. Bisnis akomodasi pun melonjak. “Saya tidak tahu apa nama strategi ini. Mungkin ada yang menamakannya creative collaboration, tapi bagi saya ini rebranding,” pungkas Sigit.  

Related