Jelang Akhir Tahun, Fenomena Window Dressing Bisa Dorong IHSG Terkerek

marketeers article
Ilustrasi. (FOTO: 123rf)

Menjelang akhir tahun para investor masih menimbang pilihan investasi yang tepat. Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang bisa dipelajari dan dipertimbangkan dalam berburu return. Biasanya, mendekati akhir tahun beberapa fenomena menarik kerap terjadi di bursa saham. Satu di antaranya adalah “December Effect” yang ditunjukkan dengan meningkatnya volume pembelian saham di pasar modal.

Meski tak selalu ada tiap tahun, namun, kalau fenomena ini datang, biasanya ditandai dengan akumulasi masif menjelang Hari Natal hingga penutupan perdagangan pasar di akhir tahun. Karena itu, fenomena  ini juga sering disebut sebagai “Santa Claus Rally.” Kemungkinan ini dikaitkan dengan psikologi suka cita pelaku pasar melakukan aksi beli saham menyambut  datangnya Santa Claus.

Head of Advisory & Investment Connoisseur Moduit Manuel Adhy Purwanto menguraikan, secara teori aksi akumulasi beli saham tersebut dipicu oleh aksi window dressing oleh fund manager dan emiten untuk meningkatkan kinerja portofolio kelolaannya. Tujuannya, agar posisi portofolio mereka terlihat lebih cantik saat menyajikan laporannya kepada pemilik dana.

“Secara sederhana praktik window dressing, bisa diibaratkan sebuah kado yang dibungkus dengan kertas aneka warna, lalu diberi pita agar terlihat lebih cantik dan menarik. Tapi, upaya mempercantik portofolio, ternyata tak hanya berlaku menjelang akhir tahun. Kerap terjadi setiap kuartalan, yakni Maret, Juni, serta September. Aksi akumulasi itu dilakukan dalam rangka mengantisipasi kinclong-nya laporan keuangan emiten yang diasumsikan lebih baik dari kuartal atau tahun sebelumnya,” kata Manuel.

BACA JUGA: Potensi Besar Moduit Beri Layanan untuk Segmen High Net Worth

Manuel menambahkan, setelah window dressing, peluang berikutnya berlanjut dengan fenomena “January Effect.Biasanya berlangsung pada pekan pertama, kedua dan ketiga bulan Januari atau awal tahun. Namun, tak tertutup kemungkinan siklus psikologi pergerakan pasar itu terjadi sepanjang Januari, tanpa jeda penurunan, ditandai dengan aksi akumulasi atau beli oleh para pengelola dana besar untuk mengisi keranjang portofolio mereka.

“Beberapa fenomena tersebut bisa memberikan rasa optimistis bagi pemodal yang ingin menambah portofolio akhir tahun. Pasalnya, peningkatan likuiditas di pasar yang signifikan tersebut biasanya memicu kenaikan harga saham yang kemudian mengerek indeks harga saham gabungan (IHSG). Namun demikian, window dressing juga perlu disikapi dengan kehati-hatian para investor, harus didukung dengan ketersediaan informasi investasi dan data yang lengkap, akurat, dan update,” tambahnya.

Ia melanjutkan, sesuai visi Moduit “Semua orang berhak sejahtera” platform ini turut membantu perbaikan dan meningkatkan kesejahteraan dengan menggunakan ekosistem dan kekuatan digital. “Kami berharap dapat menjangkau lebih banyak investor berinvestasi di reksa dana dan obligasi. Moduit hadir dan siap membantu masyarakat yang berminat berinvestasi di reksa dana  dan obligasi yang menguntungkan, sekaligus membuka kesempatan bagi masyarakat untuk bersama-sama meraih tujuan investasi,” pungkas Manuel.

    Related