Jelang KTT G20, Omzet Bisnis Makanan di Bali Tembus Rp 1 Miliar

marketeers article
Kunjungan Wisatawan ke Bali Melejit, Injourney Perkuat Layanan. (Foto: Kemenparekraf)

Industri makanan dan minuman (mamin) atau food and beverage (F&B) di Provinsi Bali terus bergeliat menjelang perhelatan akbar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Presidensi G20. Pasalnya, jumlah wisatawan asing yang berkunjung terus meroket.

Ida Bagus Agung Partha Adnyana, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali mengatakan meskipun jumlah kunjungan belum sepenuhnya normal seperti sebelum merebaknya pandemi COVID-19 namun sudah menunjukkan tren positif. Bahkan, para pengusaha bisa mendapatkan omzet hingga Rp 1 miliar per hari.

BACA JUGA: Jelang KTT G20, Tingkat Hunian Hotel di Bali Tembus 45,96%

“Diperkirakan kafe, restoran hingga beach club yang ada di sekitar Bali Selatan saja, bisa mengantongi omzet mulai Rp 3 juta hingga Rp 1 miliar per hari. Membuat bisnis restoran dan kafe tumbuh melebihi 100%,” kata Bagus melalui keterangannya, Kamis (3/11/2022).

Bagus mencontohkan di daerah Seminyak dan Canggu yang aktivitas perekonomiannya sudah normal seperti masa sebelum pandemi. Dia berpendapat, jika pemilik modal sudah berani buka restoran hingga kafe, berarti mereka sudah percaya Bali telah bangkit.

BACA JUGA: Antisipasi Krisis Pangan Dunia, ID FOOD Perluas Eksosistem Pangan

Tak hanya itu, tingkat hunian kamar hotel dan vila juga dirasakan terus membaik. Pemesanan vila dan resto di daerah Ubud meningkat sejak bulan Agustus.

‘’Bagi kami biasanya November adalah bulan mati, tapi dengan adanya G20, itu menjadi berkah bagi kami,’’ ujarnya.

Peningkatan bisnis restoran dan kafe ini, berimbas pada naiknya permintaan hasil pertanian seperti aneka buah dan sayuran. Namun, karena curah hujan yang tinggi, hasil panen dari Bali menjadi tidak optimal.

I Made Mendra Astawa, Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Bali menyebutkan, demi memenuhi besarnya permintaan pasokan tambahan diambil dari Jawa. Adapun data Bank Indonesia (BI) menyebut perekonomian Provinsi Bali ditopang oleh sektor akomodasi, makanan dan minuman termasuk di dalamnya bisnis perhotelan dan restoran.

Presidensi G20 2022 memberi dampak positif bagi perekonomian Bali sejak Januari. Kegiatan tersebut banyak digelar di pulau dewata termasuk puncak KTT G20 pada tengah November ini.

‘’G20 menjadi pendorong utama bagi bangkitnya Bali, saat pandemi terjadi ada banyak bisnis yang tutup termasuk restoran dan kafe karena sepi pembeli jadi mereka harus mengurangi beban biaya,’’ ujarnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related