Johnny Andrean, dari Tren Rambut 2015 Hingga Salon Premium

marketeers article
Jauh dari bayang-bayang Paris dan New York, Tokyo kini menjelma sebagai pusat gaya hidup baru dunia. Tak hanya dunia fesyen yang menjadi barometer, dunia kecantikan Jepang pun mulai mendapat sorotan, salah satunya adalah gaya rambut.
 
Daya tarik Jepang bagi perancang mode dunia setidaknya telah dirasakan sejak awal tahun 1950. Kondisi tersebut semakin kentara saat desainer Prancis, Christian Dior menggunakan jasa Tasumura Textiles Company untuk menciptakan lini gaunnya. Bahkan, di penghujung tahun 2014 lalu, desainer Dior saat ini Raf Simons, menjadikan Kokugian, arena sumo di Tokyo, sebagai lokasi peragaan busana koleksi Dior untuk Pre-Fall 2015.
 
Pengaruh Jepang juga menjalar ke daratan Asia lain, termasuk Indonesia. Demam Jepang semakin terasa pada tahun 2000-an seiring musik J-Pop -yang disertai tren rambut harajuku– mendominasi industri musik Tanah Air. Kemudian, kehadiran berbagai merek kosmetik yang mengusung kecantikan alami Negeri Sakura, turut memperkuat eksistensi Jepang sebagai trend setter gaya hidup masyarakat Indonesia. Apalagi, kala itu, drama Jepang tengah bersinar menghiasi sebagian besar layar televisi nasional.  
 
Meski kini popularitas Jepang tenggelam di tengah gelombang Korean Pop (K-pop), bukan berarti hal-hal berbau Jepang tak lagi seksi. Sejarah manis akan Jepang itulah yang tengah diukir kembali oleh Johnny Andrean Salon melalui tren tata rambut 2015. Pemimpin pasar salon kecantikan di Indonesia itu memperkenalkan tren rambut Tokyo Instaglam yang diluncurkannya pada perhelatan dwitahunannya, Johnny Andrean Awards ke-8.
 
Tokyo Instaglam menghadirkan sederet kreasi rambut couture yang extravaganza, yang sedikit dipengaruhi oleh karakter seniman penghibur khas Jepang, Geisha. Memang untuk tren kali ini, Johnny Andrean mendedikasikan gaya ini untuk keperluan panggung dan pesta, bukan digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
 
Salon Premium
Berdiri sejak tahun 1978, Johnny Andrean kini telah memiliki sekitar 162 salon di berbagai kota di Indonesia, baik untuk kelas menengah bawah, menengah, menengah atas, dan atas. Pada 2008 lalu, jumlah salon Johnny sebenarnya telah menyentuh angka 190-an. Namun, sistem waralaba yang dijalankan pada saat itu nyatanya malah 
membuat standarisasi pelayanan sulit dikontrol. Sehingga, Johnny memutuskan untuk melakukan buy back, menutup salon dengan performa yang kurang baik, dan menghapus sistem waralaba.
 
Membuka lembaran baru di tahun 2015, Johnny Andrean Salon akan meluncurkan lini salon kelas premiumnya. Lokasi pertama akan terletak di Plaza Senayan Lantai 1, Jakarta. Bedanya salon ini dengan salon Johnny lainnya terletak pada servis yang ditawarkan. Di sana akan ada Shiseido treatment, yaitu perawatan rambut yang seluruhnya menggunakan produk Shiseido, salah satu perusahaan kecantikan tertua di Jepang. 
 
“Kami juga merenovasi tampilan salon-salon lama kami agar tetap nyaman dan up to date. Selain itu, kami tengah membangun area khusus para pengguna hijab. Area tersebut sebentar lagi bisa ditemui di Mal Lippo Karawaci dan Plaza Senayan. Sisanya akan menyusul segera,” kata Astrid Hendrawati, Brand Manager Johnny Andrean Salon. 
 
Astrid menambahkan, area khusus pelanggan berhijab itu dibentuk sebagai jawaban atas kebutuhan pelanggan dalam menjaga privasi dan auratnya dari pandangan laki-laki. Sebab, Astrid bilang, 35% pelanggan Johnny Andrean Salon adalah kaum Adam.  
 
Tahun depan, Johnny Andrean akan membuka sedikitnya sepuluh gerai baru dengan konsentrasi utama di berbagai kota luar Jakarta, dan berlokasi di pusat perbelanjaan. Beberapa di antaranya adalah di Sun City Madiun dan Mal Alam Sutera Tangerang.
 
Sekarang ini, sekitar 86% perempuan perkantoran mengunjungi salon secara teratur, industri salon di Indonesia tumbuh sebesar 10% per tahun. Hal ini tak lepas dari pasar kecantikan di Indonesia yang terus melaju naik saban tahunnya. Pada tahun 2012, pasar kecantikan mencapai Rp 16,6 triliun, tahun 2013 Rp 18 triliun, sedangkan tahun ini diprediksi mencapai Rp 20 triliun.

Related