Jokowi Lantik Arief Prasetyo Adi Jadi Kepala Badan Pangan Nasional

marketeers article

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melantik mantan Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Arief Prasetyo Adi sebagai Kepala Badan Pangan Nasional di Istana Negara, Senin (21/2). Pelantikan itu didasarkan pada Keputusan Presiden Indonesia (Keppres) Nomor 7/M Tahun 2022 tentang Pengangkatan Kepala Badan Pangan Nasional.

Badan Pangan Nasional yang dipimpin Arief Prasetyo Adi setelah melepas jabatan sebagai Direktur RNI,  akan mengemban tugas sebagai pelaksana tugas pemerintahan di bidang pangan. Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2021 tentang Badan Pangan Nasional, fungsi lembaga tersebut antara lain melakukan koordinasi pelaksanaan kebijakan ketersediaan pangan, stabilisasi pasokan, dan pengembangan sistem informasi pangan.

Arief Prasetyo Adi menjabat sebagai direktur RNI setelah ditunjuk oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada November 2020. Menurut catatan Marketeers, Arief lama memegang posisi sebagai Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya yakni salah satu BUMD milik Provinsi DKI Jakarta pada kurun waktu 2015 hingga 2020.

Salah satu prestasi Arief Prasetyo Adi sebelum akhirnya dipromosikan sebagai Direktur RNI, adalah meraih penghargaan The Best CEO BUMD 2020 dalam BUMD Marketeer Awards 2020 dari MarkPlus, Inc. Usai pelantikan, Arief menyebut siap bekerja sama dengan semua pihak untuk melakukan sinergi terkait menjaga ketahanan pangan nasional.

“Tujuan mulia ini tidak akan bisa berhasil apabila hanya dikerjakan oleh Badan Pangan Nasional saja tentunya, sehingga hari ini mari kita bersatu untuk kemajuan masyarakat Indonesia,” kata Arief, seperti dilansir dari laman Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.

Pekerjaan besar pun telah menanti Arief Prasetyo Adi usai mendapat amanah memimpin Badan Pangan Nasional. Salah satunya, mengatasi permasalahan terhentinya pasokan komoditas tahu dan tempe di sejumlah daerah akibat langkah mogok produksi dari kalangan produsen. Hal tersebut dimaksudkan sebagai bentuk protes atas melonjaknya harga bahan baku utama berupa kedelai selama beberapa pekan terakhir.

Kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang masuk dalam daftar tugas Badan Pangan Nasional di bawah Arief Prasetyo Adi, seperti tertuang dalam Peraturan Presiden sebelumnya. Selain itu, terdapat delapan komoditas bahan pangan lain yakni Beras, Jagung, Gula Konsumsi, Bawang, Telur Unggas, Daging Ruminansia, Daging Unggas, dan Cabai.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI sebelumnya telah menyebut penyebab utama kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu, yakni keterbatasan suplai dari negara asal impor. Pasalnya, terjadi penurunan jumlah produksi di beberapa negara asal komoditas kedelai tersebut akibat faktor cuaca selama beberapa waktu terakhir.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related