Joyday Ice Cream Jaga Relasi dengan Konsumen secara Omni

marketeers article

Penggunaan teknologi di industri fast moving consumer goods (FMCG) tidak sebatas untuk proses produksi. Teknologi juga untuk para pelaku industri ini memasarkan dan memahami target pasar mereka. Seperti halnya Joyday yang memanfaatkan teknologi untuk tetap terhubung dengan konsumen mereka.

Selain terhubung dengan konsumen, dengan teknologi Joyday juga bisa memahami perilaku konsumen di setiap generasi. Joyday memang menyasar konsumen dari berbagai generasi. Sehingga, pendekatan omni ini jelas menjadi cara terbaik untuk menjangkau dan menarik perhatian konsumen.

“Bagi kami, kata kuncinya adalah terhubung. Jika ingin terhubung dengan pelanggan, kami harus terhubung dengan kebiasaan mereka. Memiliki platform sendiri tidak cukup. Kami harus membangun koneksi melalui platform yang digunakan konsumen sehari-hari, seperti e-commerce dan situs perbelanjaan,” ungkap Yu Miao, Perwakilan Management Yili di Indonesia.

Joyday juga harus memastikan semuanya terintegrasi dengan media sosial. Tujuannya, agar konsumen bisa menjelajahi berbagai saluran. Sehingga, konsumen dapat mengetahui lebih jauh tentang profil merekhingga setiap produk melalui konten-konten yang diunggah.

Pendekatan omni sebenarnya bukan hal baru bagi Joyday. Bahkan, jauh sebelum pandemi, pendekatan omni sudah menjadi strategi mereka untuk menghadapi globalisasi. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa pandemi COVID-19 membuat strategi pemasaran berubah.

Wabah ini menyebabkan pergerakan masyarakat yang terbatas dan tidak sedikit pula yang ragu untuk meninggalkan rumah dengan alasan keamanan. Kondisi ini kemudian membuat orang-orang menjadi lebih kreatif. Untuk terhubung dengan mereka, Joyday hadir dengan kampanye melalui berbagai aktivitas yang dilakukan di platform digital.

Beberapa waktu lalu, Joyday menciptakan kampanye #JoyDiRumah. Ini merupakan strategi terintegritas yang dilakukan melalui media sosial, video digital, corporate social responsibility (CSR), hingga on-ground activation.

“Kami memperkuat kampanye kami melalui media sosial dan platform digital karena kami memahami bahwa ada perubahan perilaku dari konsumen yang memengaruhi bisnis secara umum. Karena itu, kampanye ini kami letakkan di beberapa penempatan strategis untuk memastikan kami menjangkau audiens yang tepat,” jelas Yu.

Salah satu tantangan kampanye pemasaran digital adalah mengenalkan kampanye itu sendiri.  Menanggapi persoalan tersebut, Joyday pun menggandeng sejumlah influencer untuk aktivasi kampanye secara digital.

Kampanye ini dikemas dengan sejumlah tema-tema menarik. Influencer yang berkolaborasi dengan Joyday tidak hanya mengunggah konten mengenai produk tetapi juga terlibat dalam bentuk aktivitas lain. Salah satunya dengan Instagram Live.

Selain itu, Joyday menghadirkan talk show yang berlangsung selama periode April hingga Mei 2020. Tiga di antaranya adalah Joydiac Talks with Amrazing, Music Talks with Reza Darmawangsa, dan Romance Talks with Aurelie Moreremans. Kegiatan ini sukses  meraih 2,9 juta digital reach, lebih dari 12 ribu profile visit, dan secara keseluruhan disaksikan oleh sekitar 47 ribu orang.

Untuk memperkaya pengalaman konsumen dan memperkuat pesan kampanye, Joyday  memberikan sampelgratis. Namun, konsumen tidak perlu repot keluar rumah untuk mendapatkan sampel tersebut. Joyday bekerja sama dengan layanan GrabWheels untuk pengantaran produk es krim mereka.

“Selain fokus pada kampanye di media sosial, kami juga membuat video yang tidak hanya kami tempatkan di YouTube, tetapi juga beberapa aplikasi over-the-top (OTT). Dampak yang kami terima pun melampaui ekspektasi dan hal ini membuat kami tertantang untuk menjadi lebih baik lagi,” kata Yu.

Selama penerapan strategi omni ini, Joyday terus mengevaluasi banyak hal. Joyday juga masih memiliki tantangan terbesar, yaitu pengiriman dan distribusi. Saat ini, masih banyak wilayah potensial yang belum dijangkau Joyday.  

Joyday menjawab tantangan yang mereka hadapi dengan masuk ke saluran penjualan seperti e-commerce. Joyday melihat besarnya potensi yang bisa dikembangkan. Kehadiran produk mereka di e-commerce bisa menjadi cara untuk mendekatkan diri dengan konsumen serta memberikan pelayanan terbaik lewat promosi hingga penawaran menarik lainnya.

“Kami tidak ingin stuck dengan keterbatasan karena hingga saat ini kami terus mendapatkan respons positif dan permintaan terus meningkat. Semua tantangan yang kami hadapi membuat kami menjadi lebih besar dan lebih baik lagi. Perlahan tapi pasti, kami akan berekspansi dan menjangkau lebih banyak tempat agar konsumen bisa menikmati produk kami,” tutup Yu.

Related