Jumlah Pelanggan Disney+ Capai 57 Juta

marketeers article
Barcelona, Spain. Jan 2019: Man holds a remote control With Netflix, HBO and the new Disney+ logos on TV screen. Disney+ is an online video streaming subscription service, set to launch in the US in September.Illustrative editorial

Disney+ kembali membuktikan kepopulerannya dalam kompetisi layanan streaming. Platform streaming milik Disney ini mengumumkan kenaikan jumlah pelanggan menjadi 57,5 juta pada akhir Juni 2020. Naik sebanyak 3 juta pelanggan dari akhir Maret 2020 yang berjumlah 54,5 juta.

Dikutip dari Forbes, tiga layanan streaming milik Disney, yaitu Disney+, Hulu, dan ESPN Plus sekarang memiliki 100 juta pelanggan jika dihitung secara kolektif. Hulu sendiri memiliki pelanggan sebanyak 35,5 juta, sedangkan ESPN Plus memiliki 8,5 juta pelanggan.

Hal ini adalah pencapaian yang memuaskan bagi Disney mengingat Disney+ baru diluncurkan pada November tahun lalu. Saat itu, Disney+ diprediksi akan menjadi salah satu layanan streaming yang sukses jika dapat menarik antara 60 juta hingga 90 juta pelanggan.

Tentunya, pencapaian ini juga berpengaruh pada pendapatan perusahaan. Harga langganan Disney+ sendiri sebesar US$ 7 per bulan—di Indonesia layanan ini dibanderol dengan harga Rp 58 ribu per bulan. Dengan basis pelanggan saat ini, layanan streaming tersebut dapat menghasilkan pendapatan ratusan juta dolar untuk perusahaan.

Disney sendiri baru saja mengumumkan bahwa Mulan akan tersedia di platform Disney+ pada 4 September setelah sebelumnya perusahaan terus menunda perilisan film di bioskop. Namun, pelanggan harus bersiap mengeluarkan dana sebesar US$ 30 untuk menonton film Mulan di layanan tersebut.

CEO Disney Bob Chapek mengatakan, premier Mulan di Disney+ dapat memberikan kesempatan bagi Disney untuk menguji apakah layanan streaming dapat menjadi opsi alternatif untuk penayangan premier film-film perusahaan berbiaya besar lainnya.

Jika pemutaran perdana Mulan tersebut berhasil, ini dapat menjadi masalah bagi industri bioskop yang saat ini tengah mengalami guncangan karena pandemi. Selain itu, dapat mendorong studio lain untuk melakukan hal serupa.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related