Jurus Pertumbuhan Ganda Pertamina Kejar Target Produksi Migas

marketeers article
Ilustrasi kantor Pertamina. (FOTO: Pertamina)

PT Pertamina (Persero) mengoptimalkan strategi pertumbuhan ganda (Dual Growth Strategy) untuk mengejar target produksi minyak dan gas bumi (migas). Strategi tersebut pun telah mendapatkan lampu hijau dari Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication Pertamina menjelaskan perseroan menjalankan strategi pertumbuhan ganda, yakni memaksimalkan bisnis warisan migas, serta membangun bisnis baru dalam pengembangan energi baru terbarukan yang rendah karbon. Kedua langkah ini dijalankan untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional.

BACA JUGA: Masyarakat Bisa Jual Jelantah Rp 6.000 per Liter ke Pertamina di 6 Lokasi Ini

“Untuk itu, Pertamina mendorong seluruh anak usahanya mengejar target bisnis dan operasional secara efektif dan efisien,”ujar Fadjar melalui keterangan resmi, Selasa (21/1/2025).

Strategi pertumbuhan ganda dilakukan dengan optimalisasi produksi hulu migas yang mana saat ini Pertamina telah mencatatkan produksi migas sebesar 1,05 juta BOEPD (barel setara minyak per hari). Secara terperinci, produksi minyak sebesar 556.000 BOPD (barel minyak per hari) dan produksi gas 2, 86 miliar SCFD (standar kaki kubik per hari).

BACA JUGA: Kilang Pertamina Internasional Salurkan Perdana BBM Biosolar B40

Pertamina juga terus melanjutkan peningkatan (upgrading) kilang dan pembangunan kilang baru. Salah satu proyek tersebut, yakni proyek pembangunan kilang Balikpapan yang progresnya telah mencapai 92%.

“Optimalisasi kilang yang dijalankan Pertamina telah mengantarkan Indonesia mandiri Avtur dan Solar,”ujarnya.

Pada saat yang sama, kata Fadjar, Pertamina juga melayani kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dan LPG untuk masyarakat dengan terus meningkatkan Program BBM 1 Harga di wilayah tertinggal, terdepan, terluar (3T) yang kini mencapai 573 titik.

Kemudian, menyediakan 6.703 outlet Pertashop untuk masyarakat yang jauh dari SPBU, penyediaan LPG ke 96% desa di Indonesia melalui program one village one outlet (OVOO). Hingga peningkatan digitalisasi ke seluruh infrastruktur pemasaran.

Dalam pengembangan bisnis energi rendah karbon, Pertamina telah memiliki kapasitas terpasang energi baru terbarukan sebesar 2.502 MW dan produksi Geothermal 4,6 GWh. Bahkan, Pertamina merupakan pionir dalam perdagangan karbon di Indonesia dengan pangsa pasar nasional sebesar 95%.

“Dengan membangun bisnis rendah karbon, Pertamina juga dapat mendukung program dekarbonisasi Pemerintah untuk mencapai target Net Zero Emission 2060,” tutur Fadjar.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS