Jurus Utama Pemulihan Ekonomi Jawa Timur

marketeers article

Hampir semua perekonomian daerah di Indonesia terdampak oleh pandemi COVID-19. Tak terkecuali daerah Jawa Timur yang ekonominya terkontraksi sebesar 1,51% pada semester pertama tahun 2020. Hal ini diklaim oleh Gubernur Provinsi Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indra Parawangsa sebagai kontraksi terendah dibanding provinsi lain di Pulau Jawa dalam webinar Government Roundtable, Senin (2/11/2020). “Secara year to year, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur triwulan II tahun 2020 tumbuh negatif 5,9%,” kata Khofifah. 

Kontraksi ekonomi tersebut juga berpengaruh pada naiknya tingkat kemiskinan di berbagai provinsi di Indonesia, termasuk di Jawa Timur. Kemiskinan ini kentara di daerah pedesaan di mana masyarakat di sana, menurut Khofifah, masih membutuhkan intervensi derajat kesejahteraannya.

Meski demikian, dengan optimistis, Khofifah sudah menyiapkan peta jalan pemulihan Jawa Timur dan berkeyakinan Jawa Timur memiliki kekuatan besar untuk bangkit dengan cepat. Untuk periode jangka pendek, Pemprov memetakannya dalam dua potensi, yakni potential winners dan losers. Dalam penanganannya, dibutuhkan kolaborasi antarpihak, dari pemerintah daerah, investor, dan berbagai lembaga lainnya. Ia mengklaim, Jawa Timur menjadi penyumbang perekonomian terbesar kedua di Indonesia dengan kontribusi sebesar 14,6%. Penopang pertumbuhan ekonomi di sana, antara lain sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.

“Koordinasi tersebut bisa dilakukan dengan informal seperti lewat bersepeda atau gowes. Lewat gowes, kam bisa berkoordinasi instansi vertikal untuk membahas pemulihan ekonomi nasional,” katanya.

Melalui gowes tersebut, Khofifah bisa langsung mengunjungi daerah-daerah yang perlu mendapat perhatian lebih, termasuk melihat pengembangan sektor UKM di wilayah terkait. Salah satu kabar menggembirakan dari Jawa Timur adalah tingkat positif infeksi COVID-19 mengalami penurunan. Menurutnya, yang aktif positif atau dirawat tinggal 4,25%. “Kami terus berupaya menekan dan mengendalikan, termasuk mencegah potensi munculnya klaster-klaster baru selama liburan,” imbuh Khofifah. 

Selanjutnya, ada dua langkah utama yang sedang menjadi fokus dalam pemulihan ekonomi tersebut. Pertama, menjaga basis konsumsi masyarakat rumah tangga. Konsumsi rumah tangga ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebab itu, menurut Khofifah, bantuan sosial harus tepat dan sampai ke masyarakat untuk mendorong konsumsi mereka. 

Kedua, pemulihan ekonomi berbasis UKM mengingat UKM menjadi tulang punggung Jawa Timur. Untuk hal ini, pemprov menyediakan anggaran sepebesar Rp 454,26 miliar. “Dengan koordinasi yang solid, kami optimistis bisa bangkit lebih cepat,” pungkasnya. 

    Related