Jusuf Kalla: Sumber Nikel di Indonesia Dimonopoli Negara Asing

marketeers article
Jusuf Kalla menyoroti sumber nikel di Indonesia yang dimonopoli negara asing. (FOTO: 123rf)

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memberikan sorotan tajam terkait pemanfaatan sumber daya alam Indonesia, terutama nikel, yang cenderung dimonopoli oleh negara lain, khususnya Cina.

Dalam konferensi pers bertajuk “Global Economic Challenges” di Universitas Indonesia, Senin (27/11/2023), JK menyampaikan pandangannya mengenai perlunya kepercayaan diri dan penguasaan teknologi dalam mengelola potensi alam yang melimpah.

Pertama-tama, JK mengkritisi sikap rendah diri yang sering kali dimiliki Indonesia dalam mengelola sumber daya alamnya. Terutama dalam konteks nikel, JK mencatat sebagian besar pasokan nikel Indonesia dikuasai oleh Cina, yang memiliki kendali atas teknologinya.

BACA JUGA: Luhut: Kejelasan Nikel RI pada IRA Diputuskan November 2023

Ia menyoroti perlunya mengubah paradigma dan memiliki keyakinan bahwa Indonesia memiliki kapabilitas untuk menguasai teknologi terkait pengolahan dan pemurnian nikel.

Indonesia, sebagaimana dikemukakan JK, seharusnya bersikap percaya diri dan memanfaatkan keberlimpahan sumber daya alamnya sebagai modal bersaing dengan negara lain.

Sebagai contoh, JK merujuk pada sektor smelter, yang mana Indonesia memiliki rencana untuk mengoperasikan 116 smelter dalam beberapa tahun ke depan. Pernyataan tersebut diimbangi dengan argumen bahwa teknologi, seperti yang terkandung dalam pengoperasian smelter, dapat dikuasai dan diimplementasikan oleh Indonesia.

“Perusahaan itu membuktikan bahwa semua bisa dilaksanakan dengan teknologi dan kita bisa menguasai teknologi itu, smelter, apapun, listrik apa pun bisa kita kuasai,” ujar Jusuf Kalla.

BACA JUGA: Olah Nikel Jadi Baterai, RI Dapat Nilai Tambah 642 Kali Lipat

JK pun menekankan pengelolaan sumber daya alam tidak hanya tentang eksploitasi, tetapi juga penguasaan teknologi yang mampu meningkatkan nilai tambah.

Terakhir, JK menyoroti pentingnya kepercayaan diri dan penguasaan teknologi sebagai kunci kemajuan. Ia memahami tanpa kedua hal tersebut, Indonesia berisiko terjajah oleh negara-negara yang memiliki penguasaan teknologi dan modal yang kuat.

Sebab itu, pemahaman dan implementasi teknologi menjadi elemen krusial dalam memastikan kemandirian dan daya saing Indonesia dalam mengelola sumber daya alamnya.

Dengan pandangan yang tajam, JK mendorong perubahan paradigma dan perubahan sikap terhadap pemanfaatan sumber daya alam, menekankan bahwa keberhasilan dalam hal ini tidak hanya melibatkan eksploitasi sumber daya, tetapi juga kemampuan untuk menguasai teknologi yang relevan.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related