Juventus Vs Napoli dan Beda Model Bisnis Klub Sepak Bola Italia

marketeers article
Roma. Italy. 17th June 2020. Italian Cup Final. Ssc Napoli vs Juventus Fc . Rodrigo Bentancur of Juventus FC in action .

Juventus menjamu Napoli di Allianz Stadium dalam lanjutan kompetisi sepak bola teratas Liga Italia, Serie A, pada Kamis (6/1) atau Jumat dini hari WIB. Laga Juventus vs Napoli ini tidak hanya menjanjikan persaingan penghuni lima besar klasemen sementara Serie A. Namun, dimaknai sebagai rivalitas antara dua klub sepak bola terkaya di Italia dengan riwayat bisnis berbeda.

Berdasarkan data Deloitte Money League 2021, kedua tim menempati lingkup 20 besar tim sepak bola dengan pemasukan terbesar di dunia. Juventus menempati peringkat ke-10 dengan pemasukan mencapai € 397,9 juta sepanjang musim kompetisi 2019/20. Sedangkan pada periode serupa Napoli mampu meraup pendapatan sebanyak € 176,3 juta.

Walaupun tercatat sebagai kedua klub dengan pemasukan terbesar di Italia, bahkan Eropa, Juventus dan Napoli memiliki riwayat dan model bisnis berbeda. Juventus berada di bawah kepemilikan dinasti Agnelli, klan pemilik grup otomotif FIAT yang bermarkas di Torino. Sementara itu, Napoli dijalankan oleh sosok produser film dengan karakter nyentrik, Aurelio de Laurentiis, sejak 2004 lalu.

Juventus, Besar di Bawah Kuasa Klan Agnelli

Edoardo Agnelli menerima mandat sebagai presdien klub Juventus pada 1923, sekaligus menandai keterlibatan awal dinasti klan Agnelli dalam operasional klub asal kota Turin itu. Keluarga Agnelli mendirikan pabrikan otomotif FIAT yang berkembang sebagai salah satu jenama kendaraan terdepan di Eropa. Keberadaan dinasti Agnelli saat ini diwakili oleh cucu Edoardo, Andrea, yang menerima mandat sebagai chairman sejak 2010.

Pengalaman keluarga Agnelli dalam mengembangkan bisnis FIAT sekaligus menjadikan Turin sebagai pusat lanskap finansial Italia, sedikit banyak berpengaruh kepada pengelolaan Juventus. Dukungan finansial yang besar membuat Juventus percaya diri untuk mendatangkan pemain bintang demi meraih prestasi serta menggaet pemain bintang dari berbagai penjuru dunia.

Raihan prestasi tersebut menjadi faktor Juventus mampu membangun citra kuat sebagai sebuah brand dengan jumlah basis pendukung besar di penjuru dunia. Kekuatan brand dari Juventus pada akhirnya menghasilkan keuntungan komersial di berbagai sektor pemasukan. Mulai dari menjalin kerjasama apparel dengan Adidas, hingga menggaet berbagai perusahaan lain untuk beriklan di setiap pertandingan misalnya saat Juventus vs Napoli digelar maupun laman resmi mereka.

Terakhir, Juventus menyadari betul pentingnya pengalaman pertandingan bagi penonton sehingga rela mengucurkan dana € 115 juta untuk membangun stadion baru yang rampung pada 2011 lalu. Lokasi laga Juventus vs Napoli malam nanti tersebut juga menghasilkan pemasukan sebesar US$ 112 juta untuk klub tuan rumah, berkat kerja sama penamaan dengan jenama asuransi Allianz hingga tahun 2030 mendatang.

Napoli, Bangkrut lalu Bangkit Berkat Laurentiis

Rivalitas kental dalam laga Juventus vs Napoli mempunyai latar belakang panjang jauh sebelum Aurelio De Laurentiis memegang kendali klub pada tahun 2004. Napoli mengalami masa kejayaan pada pengujung tahun 1980an. Ketika meraih gelar juara Serie A pada musim 1986/87 dan 1989/90 yang saat itu diperkuat oleh penyerang legendaris asal Argentina, Diego Maradona.

Buruknya manajemen tim serta menurunnya prestasi tim membuat Napoli kehilangan dukungan serta pemasukan secara rutin. Sehingga, dinyatakan bangkrut serta mendapat hukuman degradasi menuju kompetisi kasta ketiga pada 2004. Saat itu, Aurelio De Laurentiis datang sebagai penyelamat sekaligus membenahi manajemen dan pengelolaan klub hingga kembali bersaing di kancah Serie A.

Pemasukan dari hak siar televisi serta tiket penonton yang datang ke Stadion Diego Armando Maradona seperti dalam laga Juventus vs Napoli masih memberi kontribusi terbesar bagi keuangan klub.  Di sisi lain, De Laurentiis memiliki strategi menggenjot pemasukan. Ia  mengandalkan penjualan sejumlah pemain berbakat yang  dibeli ketika masih berusia muda dan belum terkenal ke klub lain di dalam atau luar Italia.

Uniknya, penjualan pemain Napoli dengan nilai transaksi terbesar diperoleh melalui transfer penyerang Gonzalo Higuain ke Juventus pada 2016 lalu, sebesar € 90 juta Euro. Dua nama lain yang sukses dijual oleh Napoli ke klub lain dengan nominal besar antara lain Edinson Cavani (dibeli Paris Saint-Germain pada 2013 senilai € 64,5 juta), Jorginho (dibeli Chelsea pada 2018, € 57 juta), Allan (dibeli Everton pada 2020, € 25 juta), dan Simone Verdi (dibeli Torino pada 2020, € 22 juta).

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related