Karbon Biru, Jadi Solusi Mitigasi Dampak Perubahan Iklim di Indonesia

marketeers article
Garis Pantai (Foto: unsplash.com)

Dampak dari perubahan iklim yang kian terasa membuat Indonesia untuk bertindak cepat dalam persiapan implementasi karbon biru (blue carbon). Indonesia percaya bahwa menciptakan laut yang aman, sehat, dan produktif adalah langkah yang penting sehingga perlu dilakukan kebijakan pengembangan karbon biru sebagai mitigasi risiko bencana. 

Victor Gustaaf Manoppo, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut mengatakan, peranan karbon biru sebagai salah satu jasa ekosistem pasar sangat penting dalam implementasi kebijakan ekonomi biru. Sebab itu, terdapat tiga strategi utama yang menjadi fokus Indonesia dalam menjaga laut Tanah Air. 

Pertama, zona larang tangkap dalam pengelolaan kawasan konservasi laut harus diperluas diikuti oleh peningkatan efektivitas kawasan konservasi serta pemberdayaan masyarakat sekitar wilayah tersebut. Kedua, kualitas kawasan stok karbon biru perlu ditingkatkan, dikuatkan, dan dilindungi. Terakhir adalah dengan cara memperkuat sinergi pengelolaan karbon biru pada wilayah pesisir termasuk pulau-pulau kecil di sekitarnya. 

“Secara nasional, melalui Peraturan Pemerintah, laut atau karbon biru telah dipromosikan sebagai sektor baru yang akan berkontribusi pada Indonesia’s 2nd Nationally Determined Contribution (2nd NDC) tahun 2025. Untuk mencapai target ini, Indonesia mempersiapkan kondisi yang memungkinkan untuk implementasi karbon biru,” ujar Victor dikutip dari laman KKP.

Selain itu, Indonesia telah menyambut baik ajakan Perancis untuk bergabung bersama dalam Global Coalition for Blue Carbon (GCBC) serta mendukung koalisi guna mendorong upaya pengelolaan ekosistem laut dan pesisir di tingkat global.

GCBC dapat menjadi ruang kerja sama yang berfokus pada pengelolaan ekosistem karbon biru, terutama peran ekosistem untuk mencapai target mitigasi perubahan iklim serta dampaknya. 

Dalam proses menuju pencapaian tersebut, Indonesia perlu menindaklanjuti beberapa hal seperti bentuk organisasi GCBC, mekanisme keanggotaan, dan konsekuensi keuangan bagi negara peserta. Ditambah dengan perjanjian hukum yang dibuat dalam koalisi serta mekanisme untuk mengenal dan menghubungkan target pencapaian koalisis dengan kondisi negara masing-masing. 

Seluruh kegiatan yang dilakukan selaras dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam menciptakan keseimbangan ekologi dan ekonomi melalui ekonomi biru.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related