Kaspersky Deteksi 50 Juta Ancaman Lokal di RI Sepanjang 2023

marketeers article
Kaspersky Deteksi 50 Juta Ancaman Lokal Sepanjang 2023 (FOTO: Dokumentasi Kaspersky)

Telemetri terbaru dari Kaspersky pada tahun 2023 di Indonesia mencatat lebih dari 50 juta upaya ancaman lokal. Data ini berasal dari ringkasan ancaman triwulanan yang didasarkan pada pengolahan dan pengumpulan data dari pengguna sukarela yang menggunakan Jaringan Keamanan Kaspersky (KSN).

Secara keseluruhan, 41,1% pengguna mengalami serangan ancaman lokal sepanjang tahun 2023. Pada tahun tersebut, produk Kaspersky mendeteksi 51.261.542 insiden lokal pada komputer yang menjadi bagian dari KSN di Indonesia.

Angka ini mengalami penurunan sebesar 9,21% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 yang mencatat 56.463.262 deteksi. Dengan data tersebut, Indonesia menempati peringkat ke-66 secara global.

Worm dan virus file menjadi penyebab utama dari sebagian besar insiden tersebut. Data ini mengungkap seberapa sering pengguna diserang oleh malware yang menyebar melalui drive USB yang dapat dilepas, CD, DVD, dan metode offline lainnya.

BACA JUGA: Kaspersky Temukan Trojan Baru yang Incar Industri Perbankan

“Kaspersky mendorong organisasi untuk mengimplementasikan kebijakan keamanan yang berlaku untuk semua perangkat, tidak peduli platformnya. Rangkaian keamanan bisnis tradisional tidak lagi dapat menangani aturan dan fitur keamanan untuk ponsel cerdas dan tablet. Kaspersky juga mengajak organisasi untuk berbagi intelijen antara lembaga publik dan swasta, mengembangkan regulasi yang relevan, serta menjalin kolaborasi erat dalam keamanan siber dan meningkatkan kemampuan merespons dengan cepat,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager, Asia Tenggara di Kaspersky dalam siaran pers, Senin (19/2/2024).

Di Indonesia, terjadi beberapa insiden siber yang signifikan pada tahun lalu, yang menyasar berbagai organisasi mulai dari perbankan, asuransi, hingga pemerintah. Penelitian terbaru dari Kaspersky juga menemukan bahwa lebih dari tiga perempat (77%) perusahaan mengalami setidaknya satu insiden siber dalam dua tahun terakhir.

BACA JUGA: Kaspersky: 1 dari 5 Pengguna Hadapi Ancaman Web

Selain itu, popularitas era Bring Your Own Device (BYOD) dalam beberapa tahun terakhir mulai menyebar di negara ini, menciptakan garis yang kabur antara pekerjaan dan kehidupan pribadi banyak karyawan di perusahaan. Kebijakan BYOD ini membuat karyawan sering menggunakan perangkat pribadi mereka untuk terhubung ke jaringan perusahaan, yang dapat menimbulkan ancaman keamanan yang serius jika perangkat tersebut tidak memiliki perlindungan yang memadai terhadap serangan siber.

“Gagasan utama di balik keamanan BYOD yang tepat adalah bahwa perangkat pribadi harus diperlakukan sama seperti perangkat milik perusahaan. Demikian pula, laptop dan ponsel cerdas yang digunakan di luar lingkungan perusahaan harus dilindungi seperti halnya perangkat yang berada di balik firewall dan solusi perlindungan jaringan di kantor,” ujar Tiong.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related