Kaspersky Lab: 59% Karyawan Sembunyikan Aktivitas Medsos dari Atasan

marketeers article
Portrait of a serious businesswoman using laptop in office

Dalam dunia kerja saat ini, orang merasa tak gampang memisahkan kehidupan pribadi dengan pekerjaan kantor. Demikian juga memisahkan aktivitas offline dengan online. Laporan Privasi Global yang baru-baru ini diterbitkan oleh Kaspersky Lab mengungkapkan bahwa satu-dari-dua (59%) konsumen memilih untuk menyembunyikan aktivitas media sosial dari atasan mereka. Sikap diam-diam di tempat kerja ini juga merembet pada kolega, dengan 52% orang juga memilih untuk tidak mengungkap aktivitas online kepada rekan kerja mereka.

Karyawan rata-rata menghabiskan waktu 13 tahun dan dua bulan yang menakjubkan dalam bekerja selama hidupnya. Menariknya, seperti dikutip dari laporan Kaspersky Lab, tidak semua waktu ini berkaitan langsung dengan penyelesaian tugas pekerjaan atau kegiatan untuk mendapatkan promosi.  Hampir dua pertiga (64%) konsumen mengaku mengunjungi situs web yang tidak terkait pekerjaan setiap harinya di meja kerja mereka.

Tidak mengherankan, hampir sepertiga (29%) karyawan menghindari pihak atasannya untuk mengetahui situs web apa saja yang mereka kunjungi . Lebih menariknya lagi, satu-dari-dua (52%) bahkan juga menghindari koleganya untuk mengetahui aktivitas online mereka. Ini bisa jadi bahwa kolega merupakan ancaman yang mungkin lebih besar terhadap perspektif masa depan perusahaan atau mungkin hubungan dengan mereka bersifat lebih informal dan karenanya, menjadi jauh lebih berharga.

Sebaliknya, aktivitas media sosial tampaknya menjadi domain yang tidak begitu pribadi bagi banyak orang dan karenanya, lebih cocok untuk berbagi dengan rekan kerja tetapi tidak untuk atasan. Ini mungkin karena karyawan khawatir dapat merusak citra publik perusahaan atau penurunan minat atas produktivitas staf yang memotivasi perusahaan untuk memantau jejaring sosial karyawan dan nanti akhirnya berpengaruh pada pembuatan keputusan berdasarkan penilaian dari media sosialnya.

Kebijakan tersebut telah menyebabkan satu-dari-dua (59%) orang mengatakan bahwa tidak ingin mengungkap aktivitas media sosialnya pada atasan dan 54% bahkan enggan untuk mengungkap informasi ini kepada kolega mereka.

Lebih lanjut 34% menghindari menunjukkan konten pesan dan email mereka kepada atasannya. Selain itu, 5% bahkan mengatakan bahwa karir mereka rusak permanen karena bocornya informasi pribadi mereka. Dengan demikian, orang-orang khawatir tentang bagaimana membangun reputasi internal yang baik dan cara untuk tidak menghancurkan relasi dalam tempat kerja.

Karena beraktivitas online menjadi bagian integral dari kehidupan kita saat ini, akan selalu ada garis kabur antara keberadaan digital di tempat kerja dan di kehidupan sehari-hari, dan  itu bukan suatu hal yang buruk atau baik. Begitulah cara kita hidup di era digital.

“Namun, harus selalu diingat bahwa sebagai karyawan Anda harus semakin berhati-hati dengan apa yang Anda bagikan di media sosial atau situs web yang kerap Anda gunakan saat bekerja. Satu tindakan yang salah paham di internet akan berdampak jangka panjang yang tidak dapat ditarik kembali, sekalipun oleh pekerja yang paling ambisius dalam menaiki puncak karir pilihan mereka di masa depan,” ujar Marina Titova, Head of Consumer Product Marketing di Kaspersky Lab.

    Related