Kebutuhan AC Dunia Capai 2 Miliar Unit, RI Dorong Ekspor 10 Juta per Tahun

marketeers article
Ilustrasi AC rumah tangga. Sumber gambar: 123rf

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri air conditioner (AC) untuk bisa mengekspor 10 juta unit per tahun. Langkah ini dilakukan untuk menangkap peluang dari kebutuhan AC dunia yang mencapai 2 miliar unit.

Faisol Riza, Wakil Menteri Perindustrian menjelaskan sejauh ini industri AC dalam negeri telah melakukan ekspor ke berbagai negara, seperti ke Timur Tengah, Fiji, Papua Nugini, dan beberapa negara Asia Tenggara (ASEAN).

BACA JUGA: LG Bangun Pabrik AC Senilai Rp 374 Miliar di Cibitung

“Pemerintah ingin ekspor AC ini ditingkatkan hingga 10 juta unit setiap tahun. Kebutuhan AC dunia itu mencapai 2 miliar unit. Kalau kita ekspor 10 juta ini belum apa-apa dibandingkan kebutuhan AC seluruh dunia,” kata Riza melalui keterangan resmi, Kamis (17/4/2025).

Selain meningkatkan kapasitas ekspor, Riza juga menyampaikan ketergantungan terhadap impor komponen masih menjadi tantangan bagi industri AC di Indonesia. Oleh karenanya, perlu memperkuat industri komponen AC dalam negeri agar pasokan bagi industri hilir tidak lagi bergantung pada impor.

BACA JUGA: Pabrik AC Daikin di Cikarang Rampung Dibangun, Investasinya Rp 3,3 Triliun

“Untuk mengatasi hal ini, pemerintah agar para produsen memproduksi secara lokal berbagai komponen utama, termasuk kompresor, guna memperkuat kemandirian dan rantai pasok nasional,” tuturnya.

Pemerintah secara umum akan terus mendorong pengggunaan produk dalam negeri sebagai bagian dari semangat kemandirian industri nasional. Sebab, penggunaan produksi lokal telah menjadi fokus utama dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.

“Kami berharap, kehadiran pabrik ini dapat mendorong pertumbuhan industri elektronika di Indonesia, yang dapat memperkuat daya saing nasional, serta mengakselerasi perkembangan industri elektronika secara menyeluruh,” ujarnya.

Salah satu produk elektronika dengan nilai impor yang cukup tinggi adalah AC rumah tangga. Pada tahun 2024, produk ini mencatatkan impor sebesar US$ 420,46 juta.

Meski mengalami penurunan 9% dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), nilai impor tersebut masih tetap tinggi.

“Karena itu, semoga kehadiran pabrik AC baru dapat menekan ketergantungan terhadap impor, memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, sekaligus juga meningkatkan pasar ekspor,” kata Riza.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS