Kegunaan Produk dan Nilai Investasi, Motivasi Gen Z Sebagai Konsumen

marketeers article
Happy millennial Indian woman hold cellphone shopping online with credit debit card at home. Smiling young mixed race female buyer client make payment buy on web use smartphone. Consumerism concept.

Generasi Z atau umum disebut sebagai Gen Z mempunyai karakter unik sebagai konsumen, salah satunya dengan melakukan pendekatan rasional sebelum melakukan pembelian. Penekanan pada kegunaan inti dari sebuah barang, pengaruhnya kepada kegiatan sehari-hari dan atau penggunanya, hingga dampaknya secara luas jadi perhatian para Gen Z sebelum rela mengeluarkan uangnya untuk produk tertentu.

Cara pandang Gen Z sebagai konsumen yang mengutamakan kegunaan sebuah produk, juga berlaku ketika menyikapi barang mewah seperti properti hingga kendaraan bermotor. Mereka lebih mengutamakan hunian atau rumah sebagai barang yang lebih diinginkan serta layak dimiliki secara penuh dibandingkan kepemilikan atas kendaraan bermotor seperti mobil.

Salah satu faktor yang mendorong motivasi Gen Z sebagai konsumen ketika memilih hunian adalah keterjangkauan dan akses terhadap transportasi. Selain itu, seperti dalam riset yang dilakukan oleh Hybrid:H member of Hakuhodo International Indonesia, Gen Z melihat properti seperti rumah tinggal mempunyai potensi pertambahan nilai dalam jangka panjang.

“Rumah bagi Gen Z lebih dianggap sebagai aset oleh mereka, sehingga hal tersebut mendorong keinginan lebih besar bagi mereka untuk mempunyai hunian sendiri. Sementara mobil secara fungsi bisa digantikan oleh moda transportasi lain yang sekarang lebih mudah dijangkau dalam mendukung mereka bepergian di Jakarta,” kata Narpati Adityasa, Associate Strategic Planning Director Hybrid: H member of Hakuhodo International Indonesia.

Sisi lain yang bisa diambil dari cara pandang Gen Z sebagai konsumen tersebut adalah naluri melihat peluang investasi dan pengelolaan aset. Oleh karena itu, Gen Z tidak segan untuk secara terbuka mencari tahu dan aktif melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan dana. Baik itu secara pribadi maupun kolektif bersama lingkar pertemanannya.

Hanya saja, sikap aktif dan keinginan untuk menambah atau mengelola aset tersebut juga mempunyai dampak atau pengaruh buruk bagi mereka. Ketika mengisi acara Marketeers iClub, Indonesia 2022: Rewind or Fast Forward? pada pekan lalu, Narpati mencontohkan salah satunya adalah terpikat pada godaan untuk bergabung dalam sebuah bentuk permainan uang. Utamanya yang menjanjikan pemasukan secara cepat maupun instan seperti skema ponzi.

Jebakan tersebut umumnya mereka temui ketika menggunakan media sosial, salah satu sumber utama informasi bagi Gen Z sebagai konsumen. Ketertarikan kuat dalam pemakaian platform digital ditambah adanya informasi serupa yang diperoleh oleh teman sepermainan, membuat mereka kerap menjadi korban dari skema tersebut.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related