Menlo Security menyoroti tingginya kebutuhan terhadap keamanan siber di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu dengan percepatan digitalisasi yang tinggi di Asia Tenggara. Tidak heran, pencegahan dan penanggulangan kejahatan siber pun perlu diperhatikan.
Oleh karena itu, Menlo Security pun memperkenalkan layanan mereka untuk membantu bisnis melalui keamanan cloud dengan menerapkan isolation core.
“Kami tidak mendeteksi tapi kami mengisolasi. Jadi, tidak ada waktu bagi penjahat untuk masuk sejak awal,” ujar CK Mah, Regional Director Southeast Asia Menlo Security.
Lebih lanjut CK Mah menjelaskan, saat ini para penjahat siber sangatlah canggih. Kejahatan tersebut tidak hanya terjadi saat korban melakukan klik ke sebuah link yang dikirimkan kepada mereka.
Penjahat siber kini dapat mengetahui berbagai data dari perangkat ketika korbannya membuka pesan yang dikirimkan, misalnya ke email. CK Mah menambahkan berbagai kemampuan inilah yang membuat kebutuhan terhadap keamanan siber makin meningkat.
Tidak hanya berusaha mengamankan sejak dini dengan sistem isolasinya, Menlo Security juga menggunakan pendekatan zero trust. Mereka mengklaim pendekatan ini merupakan yang paling aman untuk mencegah serangan berbahaya. Dengan pendekatan ini, sistem keamanan perusahaan memungkinkan tidak terlihat oleh penggunanya.
Menlo Security menyatakan layanan mereka memiliki keamanan 100% dengan tingkat kualitas militer dan bergaransi malware US$ 1 juta atau setara dengan Rp 14,4 miliar. “Ini merupakan bentuk kepercayaan diri kami,” ucap CK Mah.
Langkah Edukasi
Tidak hanya menghadirkan solusi keamanan siber saja, Menlo Security juga menghadirkan Menlo Labs untuk memberikan wawasan hingga alat bagi pelanggan agar tetap terhubung dan berkolaborasi.
“Tim keamanan perusahaan tidak perlu khawatir lagi tentang sistem yang berbelit, penuh tambal sulam dan peringatan-peringatan yang mendadak. Sebaliknya, mereka bisa terus bergerak cepat dan fokus pada bisnis,” kata CK Mah.
Perusahaan juga terus berupaya mengedukasi pasar agar setiap orang memiliki pengetahuan tentang keamanan siber yang mudah diakses.
Editor: Ranto Rajagukguk