Menjadi sukses secara finansial bukan hanya soal kerja keras atau keberuntungan. Bagi banyak orang, khususnya mereka yang berada di kelas menengah, kunci utamanya justru terletak pada kesediaan untuk berkorban.
Bukan berarti hidup menderita, tapi ada beberapa hal yang memang harus dilepas demi meraih kebebasan finansial di masa depan. Melansir New Trader U, berikut lima hal penting yang perlu dikorbankan oleh kelas menengah jika ingin benar-benar naik level secara finansial:
BACA JUGA: Hindari 5 Kesalahan Finansial Ini saat Ekonomi Tak Stabil
Kepuasan Sesaat
Menunda keinginan sesaat merupakan langkah pertama menuju kondisi finansial yang sehat. Kebiasaan makan di luar, belanja impulsif, atau menerapkan tren gaya hidup hanya demi mengikuti arus, bisa menguras penghasilan tanpa terasa.
Solusinya bukan menghilangkan kesenangan, melainkan mengatur prioritas. Terapkan aturan 24 jam sebelum membeli barang yang tidak benar-benar penting dan nikmati gaya hidup sederhana yang tetap menyenangkan tanpa mengorbankan masa depan.
Waktu Luang
Waktu merupakan aset penting yang sering terbuang sia-sia. Jika ingin sukses secara finansial, kelas menengah harus bersedia menukar sebagian waktu luangnya itu untuk belajar keuangan, memperdalam keterampilan, atau membangun usaha sampingan.
Banyak orang sukses menggunakan malam dan akhir pekannya untuk mengikuti kursus, belajar investasi, atau menjalankan proyek sampingan. Meski melelahkan, penghasilan tambahan yang diperoleh bisa sangat berpengaruh dalam membangun kekayaan jangka panjang.
Gengsi dan Tuntutan Sosial
Salah satu jebakan terbesar bagi kelas menengah adalah gengsi yang mendorong untuk “tampil mapan.” Membeli mobil baru, pakaian bermerek, atau rumah mewah hanya demi terlihat sukses justru membuat seseorang justru semakin jauh dari kondisi finansial yang stabil.
BACA JUGA: Emas Fisik vs Digital, Mana yang Lebih Baik untuk Investasi?
Kepuasan dari status sosial semu ini sering kali hanya bersifat sementara, tetapi cicilannya bisa bertahun-tahun. Jika ingin benar-benar merdeka secara finansial, kelas menengah harus berani menolak tekanan sosial dan fokus pada kekayaan bersih, bukan sekadar penampilan luar.
Kenyamanan Lokasi Tinggal
Tak sedikit orang yang menolak kesempatan karier yang lebih baik hanya karena enggan pindah dari kampung halaman atau zona nyamannya. Padahal, pindah ke kota dengan biaya hidup lebih rendah atau peluang kerja yang lebih menjanjikan bisa jadi game changer.
Contohnya, gaji Rp20 juta di kota besar mungkin terasa cukup. Namun, jika sebagian besar habis untuk sewa dan transportasi, nilai bersihnya bisa kalah jauh dari gaji Rp15 juta di kota kecil yang lebih efisien.
Dengan semakin banyaknya pekerjaan jarak jauh, peluang untuk tinggal di tempat dengan biaya hidup rendah sambil tetap mendapat penghasilan besar jadi semakin terbuka. Tapi tentu saja, ini butuh keberanian untuk melepas kenyamanan yang selama ini menyelimuti setiap individu.
Takut Ambil Risiko
Kebanyakan kelas menengah cenderung bermain aman dalam urusan uang. Mereka biasanya lebih memilih menabung daripada investasi, atau bahkan menyimpan uang di tempat yang “tidak berisiko” meskipun hasilnya sangat kecil.
Padahal, untuk benar-benar membangun kekayaan, perlu keberanian mengambil risiko yang sudah diperhitungkan. Investasi di saham, properti, atau bisnis bisa memberikan hasil jauh lebih tinggi dibanding hanya menyimpan uang di tabungan.
Risiko tetap ada, tapi dengan pengetahuan dan strategi yang tepat, potensi keuntungannya pun lebih besar. Kuncinya adalah mulai dari yang kecil, seperti reksa dana pasar uang atau indeks, lalu bertahap ke instrumen yang lebih kompleks seiring bertambahnya pemahaman.
Editor: Tri Kurnia Yunianto