Kelas Menengah Tumbuh, Telkom Semakin Gencar Garap Kota Solo

marketeers article

Mengenal wilayah secara mendalam dan rajin melakukan survei pasar ternyata memiliki dampak yang bagus bagi sebuah perusahaan. Hal tersebut dirasakan oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk wilayah Jawa Tengah Timur Selatan yang mencakup area Solo dan sekitarnya. Solo yang dulu dinilai belum memiliki pasar potensial bagi industri telekomunikasi dan digital kini perlahan menjadi pasar yang sangat potensial bagi industri tersebut.

“Walau daya beli masih menjadi tantangan kami, tapi kini Solo memiliki pasar yang sangat besar, terbukti dari beberapa perumahan kelas menengah ke atas bermunculan di area Solo. Setelah melakukan beberapa kali survei pasar, kami yakin Solo ini sangat potensial, hal tersebut menjadi peluang kami di Telkom,” ungkap Firmansyah, General Manager Telkom Solo saat ditemui Marketeers di sela-sela kegiatan BUMN Marketeers Club Solo, Kamis (27/2/2015).

Selain itu, dengan menghadirkan WiFi Corner di beberapa titik strategis di Kota Solo, Telkom bisa mengukur pengguna dan mengenal tren juga karakteristiknya. Hasil yang di dapat juga cukup positif, hal ini menandakan bahwa masyarakat Solo sudah terdidik di era digital ini. Hal tersebut memang menjadi komitmen Telkom untuk menghadirkan 10 ribu titik WiFi di seluruh Indonesia dengan kecepatan rata-rata 100 Mbps. Program WiFi.ID Corner merupakan kegiatan penyediaan akses Internet WiFi.ID kecepatan tinggi kepada masyarakat sebagai media edukasi dan penetrasi Speedy Instan Card di lokasi-lokasi strategis seperti kampus, mall, kafe, halte bus, kantor Telkom dan tempat keramaian lainnya.

Untuk makin melayani kebutuhan pelanggan akan solusi digital, Telkom Solo sedang gencar-gencarnya mempromosikan layanan IndiHomeTriplePlay yang merupakan solusi digital bagi pelanggan dalam sebuah paket yang terdiri dari Internet on Fiber atau Internet dengan kecepatan tinggi, Telepon Rumah, dan IPTV atau UseeTv Cable. Sejalan dengan program tersebut, Telkom mulai focus mengubah seluruh jaringan kabel tembaga menjadi fiber optic secara perlahan. Mengingat, saat  ini pemasangan kabel tembaha masih sebanyak 80%, dan baru 1.500 pelanggan lama yang sudah diubah ke jaringan fiber optik.

Firmansyah menambahkan, respon dari masyarakat terkait program IndiHome TriplePlay khususnya di Kota Solo cukup bagus. Hal ini juga menandakan kebutuhan masyarakat akan kebutuhaninformation communication technology (ICT) sudah besar. “Dulu hanya sekitar lima sampai sepuluh pelanggan baru IndiHome per hari untuk wilayah Solo, tapi sekarang hampir 100 pelanggan baru per hari,” tambah Firmansyah.

Lebih jauh, Firmansyah yakin layanan untuk masyarakat ini semakin baik, karena dengan Network Management System yang dimiliki Telkom maka gangguan bisa direduksi lebih dini untuk meminimalisir komplain dari pelanggan. Harapannya dengan hadirnya Indihome TriplePlay dan transformasi dari kabel tembaga ke fiber optik, Telkom bisa memberikan solusi yang tepat bagi masyarakat yang kian diterpa oleh pertumbuhan teknologi digital. 

Related