Kembangkan EBT, Xurya Raih Pendanaan Seri A dari East Ventures dan Saratoga

marketeers article
Ilustrasi: 123RF

Xurya, startup energi terbarukan dengan fokus pada jasa sewa PLTS Atap di Indonesia, berhasil mendapatkan pendanaan seri A sebesar US$ 21,5 juta atau setara dengan Rp 308 miliar. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh East Ventures (growth fund) dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (Saratoga). Selain itu, juga turut berpartisipasi investor lama, yakni Schneider Electric dan New Energy Nexus Indonesia.

PT Xurya Daya Indonesia atau Xurya akan mengalokasikan pendanaan seri A ini untuk melanjutkan pembangunan PLTS Atap yang telah tumbuh sebesar tiga kali lipat sepanjang tahun 2021. Dana ini juga untuk membantu perusahaan dalam mencapai visi jangka panjangnya untuk menjadi pemimpin dalam penyediaan teknologi dan solusi untuk energi yang bersih dan berkelanjutan.

“Kami mengapresiasi dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh para investor, partner dan customer untuk membantu kami dalam mempercepat transisi energi baru terbarukan di Indonesia sejak Xurya berdiri 3 tahun yang lalu. Pendanaan ini juga akan kami alokasikan untuk pengembangan teknologi dan sumber daya manusia agar upaya akselerasi transisi energi bersih bisa segera direalisasikan,” ujar Eka Himawan, Managing Director Xurya Daya Indonesia.

East Ventures dan Saratoga memiliki banyak portofolio dalam investasi ke perusahaan rintisan (startup) di tahap awal dan tahap lanjutan dari berbagai industri. Termasuk, industri sosial dan lingkungan.

Partisipasi East Ventures juga menjadikan VC ini sebagai pelopor modal ventura di Indonesia terhadap komitmen Xurya dalam mengembangkan lanskap energi terbarukan dan isu perubahan iklim di Indonesia. EV merupakan perusahaan venture capital yang terbuka pada seluruh sektor (sector-agnostic) dan telah mendukung lebih dari 200 perusahaan di Asia Tenggara serta

Roderick Purwana, Managing Partner East Ventures mengatakan, East Ventures percaya pentingnya berinvestasi di perusahaan yang tepat, tidak hanya untuk mengejar profit. Tapi, juga untuk memberikan dampak sosial dan lingkungan.

“Sebagai salah satu pelopor perusahaan venture capital yang menerapkan pendekatan ESG dalam investasi, kami sangat senang bisa mendukung Xurya. Startup ini  sejak awal perjalanan mereka berupaya menciptakan revolusi energi yang bersih dan berkelanjutan di Indonesia serta melindungi bumi, platform terbesar kita,” kata Roderick.

Sementara itu, Saratoga yang juga memimpin putaran pendanaan ini merupakan perusahaan investasi aktif terkemuka dengan pengalaman dan keahlian di bidang investasi selama lebih dari dua dekade di pasar Indonesia maupun kawasan Asia Tenggara.

President Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Michael Soeryadjaya mengatakan, investasi ini merupakan kesempatan yang baik bagi Saratoga untuk memperkuat dukungan di sektor teknologi Energi Baru & Terbarukan (EBT). Saat ini, EBT menjadi salah satu sumber energi prioritas yang akan dikembangkan oleh pemerintah.

“Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap dapat memberikan solusi bagi tersedianya energi bersih, ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia. Pertumbuhan kapasitas terpasang PLTS Atap yang sangat pesat dalam tiga tahun terakhir membuktikan bahwa kebutuhan terhadap industri teknologi EBT ini semakin tinggi di Indonesia,” tambah Michael.

PLTS Atap juga merupakan salah satu inisiatif yang didukung oleh Presiden Joko Widodo untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan energi berbahan bakar fosil. Melalui investasi di Xurya, Saratoga dapat membantu mempercepat upaya pemerintah dalam mencapai target bauran EBT hingga 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050.

Hingga akhir tahun 2021, Xurya telah mengoperasikan 57 PLTS Atap dan saat ini sedang membangun di 38 lokasi lainnya. Tersebar di berbagai industri dan bisnis yang semakin beragam, seperti perusahaan manufaktur (makanan dan minuman, consumer goods, pertanian, otomotif, baja, bahan bangunan, tekstil, cold storage, hotel,hingga pusat perbelanjaan. Wilayahnya meliputi  Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Selatan dan Utara, serta Sulawesi Selatan.

    Related