Kembangkan PV Foil, Pertamina NRE Bersinergi dengan Hyet Solar

marketeers article
DCIM100MEDIADJI_0129.JPG

Pertamina Power Indonesia sebagai Subholding Power & New Renewable Energy (Pertamina NRE) sepakat bermitra dengan Hyet Solar Netherlands BV (Hyet Solar). Keduanya pun mengembangkan manufaktur photovoltaic (PV) foil. Kemitraan tersebut dimulai dengan penandatanganan MoU yang dilakukan secara virtual oleh Dannif Danusaputro selaku Chief Executive Officer Pertamina NRE dan Rombout Swanborn selaku Chief Executive Officer Hyet Solar.

“Penandatanganan MoU ini dilakukan pada momen yang tepat karena sejalan dengan Visi Indonesia 2045 dan Presidensi G20 untuk mencapai kedaulatan energi serta sustainable energy transition di Indonesia,” ungkap Duta Besar Belanda untuk Indonesia Mayerfas, yang turut hadir sebagai saksi penandatangan MoU tersebut.

Melalui kemitraan ini, Hyet Solar menciptakan teknologi PV foil bernama Solar Powerfoil yakni berupa film tipis yang terbuat dari lapisan sel surya berbahan silicon amorf dan mikro-kristal, bentuknya seperti foil setebal 0,5 mm yang dapat digulung. Kelebihan dari teknologi PV foil ini adalah sisi pemasangannya yang efisien.

Dannif menyatakan bahwa Pertamina NRE merupakan entitas yang terdepan dalam mengawal transisi energi Pertamina. Dengan Indonesia yang sedang berjuang mewujudkan net zero emission, Pertamina secara bertahap bertransformasi dari perusahaan mayoritas bisnisnya energi fosil menjadi perusahaan dengan emisi karbon rendah.

“Kerja sama strategis ini merupakan salah satu inisiatif Pertamina NRE untuk mengembangkan bisnis manufaktur PV. Pengembangan teknologi PV foil di Indonesia akan menjadi potensi yang baik untuk peningkatan TKDN,” tutur Dannif dikutip dari laman resmi Pertamina.

Sebagai langkah awal dalam kemitraan ini, Hyet Solar akan melakukan pilot project pengembangan Solar Powerfoil berskala kecil. Kemudian kedua belah pihak akan melanjutkan dengan studi kelayakan jika pilot project tersebut memenuhi parameter investasi.

Dengan adanya kemitraan ini, Swanborn juga turut mengungkapkan apresiasi dan rasa hormatnya karena dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teknologi dalam transisi energi di Indonesia.

“Ini adalah produk PV yang inovatif. 95% bahan bakunya ada di Indonesia, sehingga dapat mengurangi penggunaan komponen impor,” imbuh Swanborn.

Saat ini, Pertamina NRE melaksanakan proyek-proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang berfokus pada internal Pertamina dan potensinya mencapai 500 MW. Untuk mendorong percepatan transisi energi, Pertamina NRE menggandeng dengan berbagai mitra strategis, baik secara teknis ataupun investasi.

Dalam upaya mengurangi emisi karbon dan mendukung pemerintah mencapai net zero emission tahun 2060, Pertamina berkomitmen penuh untuk mengimplementasikan aspek environment, social, and governance (ESG) sehingga bisnis yang baik dan berkelanjutan bagi lingkungan sekitar akan terwujud.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related