Kemendikbud-Ristek RI Soroti Ruang Kolaborasi antara Dikotomi Vokasi dan Akademik

marketeers article

Dikotomi Pendidikan Vokasi (Diploma) dan Akademik (Sarjana) tak dipungkiri begitu jelas terlihat dalam dunia pendidikan perguruan tinggi. Namun, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) RI Wikan Sakarinto menyoroti, ada ruang kolaborasi dan sinergi yang bisa menjadi kekuatan baru bagi dunia pendidiakan Indonesia.

“Saya menyerukan agar seluruh Pendidikan Vokasi di Indonesia tidak berdiri sendiri dalam dikotomi antara Vokasi dan Akademik. Bersinergilah dalam setiap aspek (riset, program, kreativitas mahasiswa, kolaborasi magang, kolaborasi Bersama luar negeri) karena ini yang menjadi kekuatan sesungguhnya dari Indonesia, yakni persatuan,” jelas Wikan dalam program Marketeers Goes to Campus Special Edition, Sabtu (01/05/2021).

Kemendikbud-Ristek telah membuat skema transformasi Pendidikan Tinggi Vokasi dengan merancang delapan poin Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi (IKU PT), dan Link and Match Vokasi (8+i).

Adapun delapan poin IKU PT mencakup, menjamin lulusan mendapat pekerjaan yang layak dengan upah di atas UMR, menjad wirausaha, atau melanjutkan studi; dosen berkegiatan di luar kampus; praktisi mengajar di dalam kampus; mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus; program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia; kelas yang kolaboratif dan inspiratif; serta program studi berstandar internasional.

Sementara, skema Link and Match Vokasi (8+i) terdiri dari kurikulum yang disusun bersama; project-based learning; pengajar atau dosen tamu yang ditingkatkan secara signifikan sampai 50 jam per semesnter per prodi; magang di industri minimal satu semester; sertifikasi kompetensi sesuai standar dan kebutuhan DUDIKA bagi lulusan dan dosen; update teknologi dan pelatihan rutin bagi dosen atau instruktur; riset terapan mendukung; komitmen serapan lulusan oleh DUDIKA.

Untuk menjembatani hal ini, MarkPlus, Inc. melalui MarkPlus Institute membuka kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. MarkPlus Institute bersama Universitas Surabaya (UBAYA) membentuk School of Entrepreneurial Marketing, menghadirkan Program Sarjana Terapan Pemasaran Digital bersama Universitas Padjajaran (UNPAD), dan Creative Marketing Academy dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

“Saya harap, kerja sama ini akan diikuti oleh lebih banyak kampus (Vokasi dan Akademik). Kami harapkan lulusan kita lebih kompeten. Saya yakin, kerja sama ini tidak hanya dapat meningkatkan kemampuan kognitif, melainkan juga soft skills (leadership, communicatins, team work, problem solving, critical thinking, creativity), dan integritas. Saya juga tertarik untuk mengembangkan vokasi yang tidak hanya mengedepankan hard skill, melainkan juga memiliki unsur analitik dan akademik,” tutup Wikan.

Related