Kemenperin Bidik Perluasan Ekspor Cangkang Sawit ke Jepang

marketeers article
Petani kelapa sawit. Sumber gambar: 123rf

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI tengah membidik perluasan pasar ekspor cangkang sawit ke Jepang dalam waktu dekat. Di Negeri Sakura, komoditas ini digunakan sebagai energi primer yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Eko S.A. Cahyanto, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin mengungkapkan bahwa potensi bisnis cangkang sangat menjanjikan. Sebab, setiap tahun di Indonesia mampu memproduksi 11 juta ton cangkang sawit. Namun, dari jumlah itu baru diekspor sebanyak 3,5 juta ton.

“Kami juga mendukung masuknya investasi di sektor industri hilir pengolahan cangkang sawit menjadi bahan bakar terbarukan dengan nilai kalori tinggi setelah komoditas tersebut diolah menjadi produk industri pellet biomassa dengan kerapatan energi yang lebih tinggi,” kata Eko melalui keterangannya, Kamis (29/9/2022).

Menurutnya, sebagai salah satu bentuk tanggung jawab pembinaan atas sektor industri pengolahan biomassa kelapa sawit, Kemenperin melalui fasilitasi Atase Perindustrian KBRI Tokyo menginisiasi kegiatan forum bisnis di Tokyo. Kegiatan ini mempertemukan para pelaku usaha cangkang sawit yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit Indonesia (APCASI) dengan Japan Biomass Power Association (BPA).

Forum bisnis ini bertujuan mempromosikan aspek sustainability produk cangkang sawit asal Indonesia, dan merupakan peluang masuknya investasi industri pengolahan lanjut Biomassa di Indonesia. Pasar ekspor produk industri biomassa cangkang sawit asal Indonesia diharapkan dapat berkembang untuk mendukung program hilirisasi industri kelapa sawit nasional.

Di samping itu, forum tersebut dihadiri pula oleh para investor potensial dan existing buyer cangkang sawit dari Jepang. Sehingga langkah ini merupakan jalan yang sangat strategis untuk memperkuat ikatan perekonomian bagi kedua negara dan membawa manfaat bagi perolehan devisa negara dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional di era pascapandemi COVID-19.

Sementara itu, salah satu peluang investasi di sektor industri pengolahan cangkang sawit adalah produksi pellet (high-energy density biomass) yang dapat meningkatkan nilai kalori cangkang sawit menjadi setara dengan batu bara antrasit (6.100- 6.400 kcal per kg).

Untuk pengembangan industri pellet cangkang sawit masih terdapat tantangan penyediaan teknologi permesinan yang canggih, termasuk yang telah dikembangkan oleh fabrikasi permesinan dari Jepang seperti Sumitomo, Mitsubishi, dan Ishikawajima Harima Heavy Industri.

“Pada rangkaian forum bisnis ini, telah dilakukan perjanjian kerja sama industri dan perdagangan komoditas cangkang sawit, dengan total nilai kerja sama ekonomi sekitar US$ 135,2 juta per tahun, yang terdiri dari PT Jatim Propertindo dengan Hanwa dan N Taiheyo Cement, PT Eka Sapta Paramita Energi dengan Semec dan Iwatani. Ada pula kerja sama antara PT Bersaudara Natural Energi dengan Thomas International. Co. Ltd dan  PTT Pacific, PT Biomas Andalan Indonesia Baik dengan PTT Pacific, serta PT Inti Persada dengan Thomas International Co. Ltd,” pungkasnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related