Kemenperin Ungkap 64,29% Industri Tetap Punya Optimisme Tinggi

marketeers article
Ilustrasi industri manufaktur. (FOTO: 123rf)

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan mayoritas kondisi industri manufaktur nasional masih menunjukkan optimisme dalam enam bulan ke depan. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap kondisi perekonomian nasional.

Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian mengungkapkan sebanyak 64,29% pelaku usaha optimistis terhadap kondisi usaha industri enam bulan ke depan. Seiring dengan itu, persentase pesimisme pelaku usaha mengalami penurunan, dari 13,60% pada Januari 2023 menjadi 10,81% pada Februari 2023. 

Sementara itu, 24,90% pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya stabil selama enam bulan mendatang.

BACA JUGA: Sepanjang 2022, Industri Manufaktur RI Tumbuh 5,01%

“Saya yakin, industri manufaktur kita akan tetap ekspansif seiring dengan berangsur membaiknya kondisi geopolitik dan ekonomi global. Selain itu didukung dengan kebijakan pemerintah dalam upaya menciptakan iklim usaha yang kondusif,” kata Agus melalui keterangannya, Kamis (2/3/2023).

Menurutnya, keyakinan terhadap industri manufaktur juga tercermin dari hasil Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global, menunjukkan di posisi 51,2 pada bulan Februari atau masih dalam tahap ekspansi. Adapun PMI manufaktur Indonesia pada bulan kedua ini mampu melampaui PMI manufaktur Myanmar (51,1), Malaysia (48,4), Taiwan (49,0), Jepang (47,7), Inggris (49,2), Amerika Serikat (47,8), Zona Eropa (48,5), Prancis (47,9), dan Jerman (46,5).

Level ekspansi ini memperpanjang periode perbaikan kondisi sektor industri manufaktur nasional selama 18 bulan terakhir meskipun di tengah dampak tekanan ekonomi global. Artinya, tingkat kepercayaan diri para pelaku industri manufaktur masih cukup tinggi.

BACA JUGA: Berkat PC-PEN, Kinerja Industri Manufaktur Pulih Lebih Cepat

Agus menambahkan aktivitas industri manufaktur nasional yang masih berjalan impresif ini sesuai juga dengan hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Februari 2023 yang dirilis oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin), tercatat mencapai posisi 52,32. Level ekspansi ini mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 0,78 poin dibandingkan Januari 2023.

Agus menegaskan pihaknya bertekad untuk terus fokus dalam mendorong kegiatan pengolahan sumber daya alam di dalam negeri. Langkah hilirisasi industri ini terbukti mampu membawa dampak yang luas bagi perekonomian nasional, seperti peningkatan investasi, penyerapan tenaga kerja, dan ekspor.

“Hilirisasi dan pendalaman struktur manufaktur, itu yang akan terus kami kejar, karena bagian dari upaya penguatan supply chain. Ini juga yang akan memacu daya saing industri kita,” ujarnya.

Pemerintah telah menekankan proses hilirisasi tidak hanya akan dilakukan pada sektor pertambangan mineral dan batu bara saja, tetapi juga menyasar ke sektor lain seperti pertanian, perkebunan, hingga perikanan. Strategi yang akan ditempuh dalam upaya pendalaman struktur industri di Tanah Air, misalnya pemerintah akan mendorong pelaku industri untuk mengolah produknya lagi atau lebih meningkatkan nilai tambahnya.

“Contohnya, pengusaha yang sebelumnya hanya memproduksi kain akan didorong untuk mengolah kain tersebut menjadi pakaian sebelum masuk ke pasar,” tutur Agus.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related