Kementerian ESDM Klaim Hemat 10,42 Juta Barel Minyak pada 2023

marketeers article
Ilustrasi proses distribusi BBM. (FOTO: Pertamina)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeklaim sepanjang tahun 2023 berhasil menghemat 10,42 juta setara barel minyak (SBM). Hal ini dicapai setelah pemerintah melakukan revisi terhadap Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 70 Tahun 2009 menjadi PP Nomor 33 Tahun 2023 tentang Konservasi Energi.

Dalam beleid tersebut mewajibkan kepada pengguna energi dengan kriteria tertentu untuk melakukan manajemen energi. Dengan begitu, perlu dilakukan guna melestarikan sumber daya energi dan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi yang dilakukan dalam pelaksanaan konservasi energi.

BACA JUGA: Israel Tolak Gencatan Senjata, Harga Minyak Dunia Naik

Untuk menyempurnakan aturan tersebut, Kementerian ESDM sedang menyusun rancangan Peraturan Menteri ESDM yang merupakan regulasi turunan dari PP 33/2023 terkait pelaksanaan manajemen energi, dengan memasukkan target penghematan energi dalam pelaksanaan kewajiban manajemen energi sesuai benchmark dan best practices pada subsektor yang sejenis.

Agus Cahyono Adi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM menjelaskan secara terperinci ada empat sektor pengguna energi yang diwajibkan untuk melakukan manajemen energi. Adapun sektor tersebut, yaitu sektor penyedia energi dengan batas penggunaan energi dengan penghematan lebih dari 6.000 ton oil equivalent (TOE) per tahun, sektor industri dengan batas penggunaan energi lebih dari 4.000 TOE per tahun, dan sektor transportasi dengan batas penggunaan energi lebih dari 4.000 TOE per tahun.

BACA JUGA: Pertamina Hulu Mahakam Sukses Genjot Produksi Sumur Minyak Tua

“Sektor yang keempat adalah sektor bangunan dengan batas penggunaan energi lebih dari 500 TOE per tahun,” kata Agus melalui keterangannya, Jumat (9/2/2024).

Menurutnya, dalam pelaksanaan manajemen energi sesuai dengan PP tersebut yang harus dilakukan oleh perusahaan yaitu menunjuk manajer energi yang telah tersertifikasi. Kemudian mereka menyusun program konservasi energi, melaksanakan audit energi oleh auditor energi yang tersertifikasi, melaksanakan rekomendasi hasil audit energi, dan melaporkan pelaksanaan manajemen energi.

Agus menyebut sepanjang tahun 2023, total ada 410 entitas yang telah melaporkan pelaksanaan manajemen energi. Selain itu, tercatat penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 8,42 juta ton CO2 equivalent (tCO2e).

“Entitas tersebut terdiri dari 114 perusahaan penyedia energi, 217 industri, dan 79 bangunan gedung. Dengan total penghematan sebesar 10,42 juta SBM, atau 1,73% dari konsumsi energinya yang sebesar 602 juta SBM,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related