Kenali Ciri Makanan yang Menggunakan Minyak Babi

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Minyak babi atau lard kerap digunakan dalam proses memasak, terutama untuk memanggang dan menggoreng. Penggunaannya bisa memberikan tekstur khas pada makanan, tapi sebagian orang menghindari bahan ini karena alasan kesehatan maupun keyakinan.

Lard sendiri dihasilkan dari lemak babi yang dilelehkan. Kandungan asam glutamat yang tinggi di dalamnya menciptakan rasa umami, sehingga disebut-sebut memberikan sensasi gurih yang kaya pada makanan.

Meski sulit dikenali hanya dari rasa, penggunaan minyak babi dapat memberikan tekstur yang lebih lembut serta rasa gurih yang khas pada beberapa makanan. Dilansir dari The Spruce Eats, berikut adalah beberapa ciri makanan yang kemungkinan menggunakan minyak babi:

BACA JUGA: Bangun Diferensiasi, Manzo Kombinasikan Kuliner Jepang dan Italia

Tekstur Lebih Flaky dan Renyah

Lard sering digunakan dalam pembuatan kue, pastry, dan adonan lainnya karena memiliki titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan mentega. Hal ini membuat lapisan-lapisan dalam adonan tetap terpisah lebih lama saat dipanggang, menghasilkan tekstur yang lebih flaky.

Karena itu, jika Anda menemukan pie, biskuit, atau kulit pastry yang sangat renyah namun tetap lembut di dalam, kemungkinan besar bahan tersebut menggunakan minyak babi sebagai pengganti mentega atau margarin.

Rasa Lebih Gurih

Makanan yang mengandung minyak babi bisa memiliki rasa yang netral hingga sedikit beraroma daging babi, tergantung cara rendering-nya. Lard yang diproses dengan suhu tinggi cenderung memiliki rasa lebih kuat, sementara yang diproses dengan suhu rendah lebih netral.

Namun, jika dibandingkan dengan makanan yang digoreng menggunakan minyak nabati, rasanya cenderung lebih kaya dan gurih. Karena itu, jika Anda menemukan makanan dengan rasa lebih kuat dan tekstur renyah yang tahan lama, kemungkinan menggunakan lard.

BACA JUGA: Jangan Gunakan Air Fryer untuk Masak 8 Makanan Ini

Tidak Berbau Menyengat

Minyak babi memiliki bau yang lebih netral atau sedikit beraroma daging babi. Meski titik asapnya tidak terlalu tinggi, jika digunakan pada suhu yang tepat, lard dapat menghasilkan gorengan yang renyah dan beraroma khas.

Ini berbeda dengan minyak kelapa sawit atau minyak sayur yang dapat mengeluarkan aroma khas saat dipanaskan. Karena itu, jika makanan terasa lebih gurih tanpa adanya aroma khas minyak sayur, bisa jadi itu adalah tanda penggunaan lard.

Lebih Tahan Lama

Makanan yang mengandung lard memiliki ketahanan lebih lama jika menggunakan lard yang sudah diproses dan dihidrogenasi, karena jenis ini lebih stabil di suhu ruangan. Sementara itu, makanan yang menggunakan lard segar lebih lembut dan memiliki tekstur lebih creamy.

Itulah ciri makanan yang menggunakan minyak babi. Namun, perlu diingat bahwa hal-hal di atas bukan sepenuhnya mengindikasikan penggunaan lard, sebab ada banyak faktor lain yang turut memengaruhi cita rasa dan tekstur makanan.

Untuk menemukan jawaban pastinya, cobalah cek label produk. Jika terdapat kata lard atau kode E seperti E471, E472, E481, dan E482, kemungkinan makanan tersebut mengandung minyak babi.

Selain itu, Anda juga bisa menanyakannya langsung kepada staf restoran apakah makanan yang mereka sajikan menggunakan lard.

Editor: Tri Kurnia Yunianto

Related

award
SPSAwArDS