Kenali Game Changer untuk Pelayanan Bandara

marketeers article
77863549 an air canada passenger jet leaves vancouvers yvr airport on may 04, 2017.

Tidak hanya membuat berbagai aktivitas masyarakat menjadi lambat. Pembatasan mobilitas demi menurunkan risiko penyebaran virus telah memengaruhi banyak industri. Tidak terkecuali industri penerbangan yang mengalami penurunan dari berbagai sisi.

Namun, meski masih terjadi pembatasan. Pengelola bandara tidak begitu saja bisa diam dan menyaksikan. Dengan penurunan aktivitas yang terjadi saat ini, hal tersebut justru harus dimanfaatkan dengan optimal. Perencanaan pengembangan bandara pun terus dilakukan.

Executive General Manager Bandara Husein Sastranegara R Iwan Winaya mengungkapkan bahwa ada lima game changer yang diharapkan mampu mengubah wajah industri penerbangan ke depannya. Di antaranya yaitu diferensiasi bandara, ritel 2.0, logistik dan e-commerce, airport city serta connected airport.

Diferensiasi bandara merupakan posisi strategis bagi masing-masing  bandara. Nantinya, setiap bandara memiliki fokus penerbangan. Sehingga setiap bandara mempunyai perbedaan antara satu dengan yang lain terkait dengan fungsi dan kelebihannya.

“Misalnya, Bandara Soekarno-Hatta menjadi salah satu hub yang traffic-nya luar biasa dibandingkan dengan bandara lain di Indonesia. Lalu, Bandara Husein Sastranegara sebagai tourism airport atau penunjang kepariwisataan wilayah Jawa Barat dan sekitarnya. Begitu seterusnya,” jelas Iwan.

Lalu, bicara soal ritel 2.0, bandara diharapkan tidak hanya sekadar akses untuk mobilitas masyarakat. Namun, bandara ke depannya juga bisa menjadi destinasi berbelanja. Hal ini bukanlah sesuatu yang baru di industri penerbangan karena beberapa negara di dunia telah melakukannya.

Game changer selanjutnya yaitu bandara sebagai pusat pendistribusian logistik dan e-commerce. Kemudian, airport city yang merupakan konsep pengembangan bandara secara terpadu dengan pengembangan kawasan di sekitar bandara.

Terakhir yaitu connected airports yang merupakan bagian dari transformasi digital bandara untuk mengoptimalkan efisiensi. Selain itu, sistem ini diharapkan mampu menciptakan pengalaman pelanggan yang unggul termasuk di dalamnya manajemen fasilitas, penumpang, serta kolaborasi antarstakeholder.

“Ide ini sejalan dengan program transformasi yang dicanangkan Angkasa Pura II bahkan sebelum pandemi terjadi. Selain memahami lima game changer ini, AP II juga sudah menuju next airport 4.0 yang memiliki tiga tujuan utama yaitu mendorong pengalaman pelanggan, memangkas operasional bandara secara efisien, dan pengembangan ruang bisnis dari layanan yang sudah ada,” pungkas Iwan.

Kelima game changer dari AP II inilah yang terus dilakukan di industri penerbangan Indonesia. Harapannya, layanan kian sempurna, operasional berjalan lebih efisien, dan pendapatan bandara tetap stabil terlepas dari kondisi yang dihadapi.

Related