Kenali Gejala dan Penyebab Stunting pada Anak

marketeers article
Ilustrasi stunting pada anak. (Sumber: 123rf)

Tumbuh kembang anak menjadi aspek penting bagi orang tua. Bicara mengenai tumbuh kembang anak erat kaitannya dengan kondisi stunting.

Menurut Kementerian Kesehatan, stunting adalah suatu kondisi anak balita dengan nilai z-score-nya kurang dari -2.00 SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari -3.00 SD (severely stunted). Sederhananya, kondisi ini merupakan masalah gizi akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka panjang dan menyebabkan terganggunya pertumbuhan anak.

Namun, sering kali masyarakat menganggap kondisi tubuh disebabkan oleh faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan kondisi kesehatan. Padahal, faktor genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan.

BACA JUGA BPJS Kesehatan Jakarta Selatan Dorong Optimalisasi Kanal Pelayanan

Gejala Stunting

Gejala stunting pada anak sendiri mulai terjadi saat masih dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun. Adapun gejala stunting pada anak ditandai oleh:

– Pertumbuhan tulang pada anak yang tertunda

– Berat badan rendah apabila dibandingkan dengan anak seusianya

– Sang anak berbadan lebih pendek dari anak seusianya

– Proporsi tubuh yang cenderung normal tapi tampak lebih muda/kecil untuk seusianya.

Penyebab stunting

Selain disebabkan oleh kekurangan asupan gizi, ada beberapa faktor lainnya yang menyebabkan stunting, seperti dilansir dari laman Kementerian Kesehatan.

1. Asupan gizi

Status gizi pada anak menjadi salah satu tolok ukur dalam pengukuran kecukupan asupan gizi harian dan penggunaan zat gizi untuk kebutuhan tubuh. Jika asupan nutrisi terpenuhi, maka pertumbuhan dan perkembangan anak akan menjadi optimal.

Sebaliknya, jika status gizi anak bermasalah maka akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak hingga dewasa.

2. Penyakit infeksi

Faktor lainnya menyebabkan anak mengalami stunting adalah adanya kondisi penyakit infeksi yang diidap oleh anak. Kondisi ini banyak terjadi pada anak balita yang berada di pedesaan maupun perkotaan.

Adapun masalah kesehatan pada anak yang paling sering terjadi adalah masalah infeksi, seperti diare, infeksi saluran pernafasan atas, kecacingan dan penyakit lain yang berhubungan dengan gangguan kesehatan kronik.

BACA JUGA Cuaca Panas Ekstrem Bikin Gula Darah Naik, Penderita Diabetes Harap Waspada

Kondisi ini terjadi karena saat mengalami masalah kesehatan intake makanan menurun, sehingga menyebabkan tubuh kehilangan zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Hingga akhirnya, imunitas tubuh menurun, sehingga mempermudah terjadinya penyakit atau infeksi.

3. Kondisi ekonomi keluarga

Kondisi ekonomi keluarga menjadi salah satu faktor eksternal yang menyebabkan anak mengalami stunting. Pendapatan atau kondisi ekonomi keluarga yang kurang biasanya akan berdampak pada akses terhadap bahan makanan.

Hal ini terkait dengan daya beli yang rendah, yang akhirnya menimbulkan risiko kerawanan pangan di tingkat rumah tangga.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related