Kendaraan Listrik Mampu Turunkan Konsumsi BBM Tiga Juta Barel

marketeers article
Sumber gambar: 123rf

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkirakan target pemerintah dapat memproduksi 600 ribu unit mobil dan bis listrik pada tahun 2030 dapat mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang sangat signifikan. Diperkirakan peralihan teknologi kendaraan listrik tersebut dapat menekan konsumsi BBM hingga tiga juta barel.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, selain mengurangi konsumsi minyak, kendaraan listrik juga mampu menekan emisi gas karbon hingga 1,4 juta ton. Capaian ini sangat diperlukan untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara yang rendah karbon pada tahun 2060.

“Upaya strategis ini diharapkan pula dapat mendukung pemenuhan komitmen pemerintah Indonesia terkait pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29% pada tahun 2030 dan pada tahun 2060 masuk ke emisi nol atau net zero carbon,” kata Agus melalui keterangannya, Rabu (23/2/2022).

Kemenperin mendukung penuh pembangunan ekosistem kendaraan listrik dari hulu sampai hilir. Langkah strategis ini diharapkan agar Indonesia menjadi negara yang mampu merajai atau menjadi produsen kendaraan listrik yang berdaya saing global.

Hal itu juga akan menjadi isu prioritas yang dibawa oleh Pemerintah Indonesia dalam G20 Summit yang salah satu pembahasannya terkait transisi energi yang berkelanjutan, termasuk percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Adapun pada peta jalan  (roadmap) industri otomotif nasional yaitu menetapkan 20% penggunaan kendaraan berbasis baterai listrik pada tahun 2025, seiring dengan upaya industri otomotif yang terus melakukan efisiensi untuk jenis teknologi Internal Combustion Engine (ICE), Hybrid, dan Plug-in Hybrid.

“Ke depan, teknologi fuel cell berbasis hydrogen juga telah terdapat dalam peta jalan industri otomotif nasional, dengan semangat untuk menuju produksi industri kendaraan ramah lingkungan,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier menyampaikan, selain menghadapi pandemi COVID-19, masih banyak tantangan yang harus menjadi perhatian utama industri otomotif. Mulai dari mitigasi climate change, penurunan polusi udara dan suara, hingga konservasi energi melalui penggunaan energi baru dan terbarukan.

Dinamika ini juga telah mendorong transformasi sektor transportasi menuju ke arah green mobility atau mobilitas hijau yang rendah emisi. Bahkan, kendaraan listrik tidak hanya secara signifikan mengurangi emisi CO2 dan emisi gas rumah kaca lain, namun juga menawarkan suatu moda transportasi yang nyaman, efisien, mudah digunakan, berkelanjutan, serta meningkatkan gaya hidup atau lifestyle.

”Kendaraan listrik telah menjadi tren global dan secara masif telah digunakan dalam mobilitas perkotaan. Bentuk sustainability pada sektor otomotif tidak berhenti di situ. Sebab, pemerintah masih ingin melihat industri mengembangkan teknologi baru, bahan atau materi yang ramah lingkungan, serta inklusivitas yang berkelanjutan dalam produksi kendaraan bermotor,” paparnya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related