Kepercayaan Konsumen Bisa Didapatkan dengan Kejujuran

marketeers article
Ilustrasi. (FOTO: 123rf)

Bersikap selalu jujur adalah hal yang penting bagi pengusaha dalam meraih kepercayaan konsumen. Salah satu kebiasaan buruk pengusaha dalam menjual produk adalah hanya berfokus pada keuntungan usaha. 

Banyak di antaranya yang tak segan memanfaatkan situasi dengan menawarkan harga yang tidak wajar, atau malah produk yang sebenarnya tidak diperlukan. Banyak juga pengusaha yang melebih-lebihkan produk. 

Hanya berfokus pada kelebihan produk yang kadang sebenarnya juga tidak unggul dibandingkan pesaing. Dipaparkan dengan panjang lebar dan kadang dilebih-lebihkan, sehingga pelanggan percaya begitu saja. 

Dulu, pendekatan ini memang berhasil, tapi tidak sekarang. Makin lama, pelanggan kian pintar. 

Untuk mencari informasi dan perbandingan, mereka memanfaatkan internet. Jadi, jangan sekali-sekali mengatakan bahwa penawaran Anda yang paling sempurna. 

Sekali pelanggan merasa kecewa, bukan hanya tidak membeli lagi, bisa-bisa dia juga menjelek-jelekkan usaha Anda di lingkungannya. Oleh karena itu, sebaiknya, Anda bersikap terbuka sejak awal. 

Toh, cepat atau lambat pelanggan akan tahu juga. Sebaiknya tidak menutup-nutupi informasi yang penting untuk diketahui. 

Berlaku jujur memang memiliki risiko, tapi berbohong akan berdampak negatif lebih besar lagi. Anda pun sebaiknya selalu memperhatikan apa yang disampaikan saat berinteraksi dengan pelanggan.

Mengutip isi buku “9 Jurus Jitu Pemasaran UKM WOW!”, segala sesuatu yang Anda ucapkan bisa jadi dianggap sebagai janji. Tak peduli sebesar apa, janji tentu harus dipenuhi. 

Nah, di sinilah pengusaha kadang melakukan kesalahan, dengan mengumbar terlalu banyak janji tapi tidak memenuhinya. Akhirnya, bukan penjual yang berupaya memenuhi janji, malah konsumen yang mengejar janji. 

Bagaimana mau percaya kalau janji saja tidak dipenuhi? Sebagai contoh, Anda sebagai pedagang makanan tentu memiliki waktu sibuk dan senggang. 

Bila sedang banyak pesanan, tak ada salahnya memberitahu pelanggan bahwa pesanannya bisa jadi masih lama diproses. Jadi, pelanggan tahu kondisinya, bukannya menunggu dan akhirnya kecewa. 

Banyak pelanggan yang menghargai kejujuran kecil seperti ini. Fokus dalam menjalankan usaha pun sebaiknya diubah. Bukan mencari keuntungan sebanyak dan secepat mungkin, tapi bagaimana menjalin hubungan relasi jangka panjang dengan pelanggan. 

Bila kepercayaan konsumen sudah didapatkan, tidak hanya loyalitas yang diperoleh. Mereka juga lebih mau merekomendasikan atau bahkan bisa jadi membela usaha Anda ketika dijelek-jelekkan orang lain.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related