Kesenjangan Adopsi Teknologi Tak Hambat Startup Berekspansi

marketeers article
City with digital business interface. Future and innovation concept

East Ventures, investor startup tahap awal pertama di Indonesia yang telah beroperasi sejak 2009, meluncurkan laporan yang berjudul East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2020. Laporan ini memetakan perkembangan ekonomi digital di 34 provinsi dan 24 kota besar di Indonesia.

East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2020 merupakan alat yang digunakan untuk memetakan kondisi ekonomi digital di wilayah Indonesia berdasarkan 9 pilar terkait perekonomian digital serta aspek penunjang yang secara tidak langsung mendukung pengembangan ekonomi digital. Kesembilan pilar itu antara lain sumber daya manusia, penggunaan ICT, pengeluaran untuk ICT, perekonomian,  kewirausahaan & produktivitas, ketenagakerjaan, infrastruktur, keuangan, dan regulasi & kapasitas pemda.

“Dengan adanya pemetaan yang jelas, terbentuklah gambaran lengkap dan langkah strategis yang bisa ditempuh untuk memeratakan akses digital and kapabilitas teknologi di seluruh Indonesia pada era knowledge based economy,” kata Co-founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca, di acara  Indonesia Data and Economic Conference (IDE Katadata 2020), Kamis, (30/01/2020), di Jakarta.

Ia mengatakan, pemetaan EV-DCI adalah sumbangsih East Ventures untuk membawa seluruh negara bersama-sama menikmati revolusi digital agar tidak ada seorang pun bangsa Indonesia yang tertinggal di  belakang.  EV-DCI bisa menjadi panduan bagi perusahaan-perusahaan raksasa seperti Gojek, Traveloka, dan Tokopedia untuk terus melebarkan sayapnya ke seluruh sudut Nusantara.

Sejauh ini, dalam laporan EV-DCI provinsi yang paling tinggi dalam adopsi digital adalah DKI Jakarta. Ibukota negara ini meraih skor 79,7 dan membuat selisih yang terpaut jauh dengan daerah-daerah lainnya.  Pada posisi kedua, Jawa Barat  dengan skor 55,0, disusul oleh Jawa Timur 49,7, DI Yogyakarta 46,7, dan Banten 44,8.

“Kota-kota dengan skor EV-DCI tertinggi adalah tempat terbaik untuk memulai bisnis-bisnis digital baru. Bisnis digital membutuhkan calon pengguna dengan kecepatan adopsi paling tinggi,” tambah Wilson.

Namun di sisi lain, provinsi dengan skor EV-DCI paling tinggi seluruhnya berada di Pulau Jawa ini menggambarkan kesenjangan antara Pulau Jawa dengan wilayah lain di Indonesia.  Ketimpangan juga ditunjukkan oleh skor EV-DCI DKI Jakarta yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain.

Meski begitu, ketimpangan itu justru terus memacu perusahaan-perusahaan teknologi untuk mulai mengembangkan layanannya ke berbagai daerah Indonesia lainnya. Platform pendidikan Ruangguru kini telah digunakan oleh pelajar di 34 provinsi, begitu juga dengan penulis anggota komunitas IDN Media. Layanan aplikasi kasir yang disediakan Moka POS telah digunakan oleh UKM di Papua, sedangkan Sirclo mendukung penjual online yang berlokasi di Nusa Tenggara Timur. Sementara itu, Airy telah memiliki mitra properti di Bitung dan Samosir.

“East Ventures mengungkapkan bahwa data yang dikumpulkan dalam EV-DCI bukan ditujukan sebagai sebuah kesimpulan, melainkan titik awal yang akan memulai fase berikut dari transformasi digital Indonesia. Perusahaan ingin mendorong semua pemangku kepentingan untuk ikut terlibat dan seluruh rakyat dapat menikmati dampak positif ekonomi digital,” pungkas Wilson.

East Ventures, melalui investasinya di 170 startup digital di Asia Tenggara—yang 130 di antaranya lahir dan beroperasi di Indonesia—East Ventures adalah salah satu modal ventura berkinerja terbaik di dunia dan konsisten memberikan IRR (Internal Rate of Return) yang tinggi.

    Related