Kesulitan Pelajar Indonesia Hadapi Mengelola Keuangan di Luar Negeri

marketeers article
Tampilan aplikasi Wise pada ponsel pintar. | Foto: Wise

Ada sejumlah kesulitan yang harus dihadapi pelajar Indonesia ketika melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya di luar negeri. Salah satu yang paling menonjol adalah mengelola keuangan. Mengapa demikian?

Kehidupan di luar negeri kian menantang terlebih lagi ketika bicara soal mengelola keuangan. Pasalnya, mereka harus menghitung biaya hidup hingga memperhatikan perbedaan nilai tukar. 

Survei Wise bertajuk Minat dan Tantangan Pelajar Indonesia Saat Kuliah di London mengungkap ada beberapa perbedaan antara ekspektasi mahasiswa Indonesia tentang kehidupan selama kuliah di luar negeri dengan kenyataan yang dialami sebenarnya, seperti pada aspek biaya pendidikan dan mata uang asing.

Sebanyak 66% responden mengaku merasa tantangan terbesar yang harus mereka hadapi selama belajar di luar negeri adalah mengelola keuangan. Pelajar asal Indonesia terlihat mengalami kesulitan ketika harus melakukan pembayaran dengan mata uang yang berbeda.

Hal ini kemudian bercabang ke permasalahan biaya transfer ke luar negeri dan waktu tunggunya. Hal ini menjadi tantangan mereka ketika harus mengirim atau menerima uang, yang kemudian berpengaruh pada pengelolaan keuangan mereka.

Sebesar 50% responden merasa biaya transfer mahal. Selain itu, sebanyak 41% pelajar mengaku waktu tunggu kiriman uang cukup panjang. Karena itu, ketika ada layanan yang memberikan solusi cepat, murah, dan transparan, mereka pun antusias.

Tantangan transaksi transfer uang yang masih harus dihadapi pelajar Indonesia di luar negeri. | Sumber: Wise

“Sebelum mulai kuliah di London, saya tidak menyadari bahwa mengelola keuangan di luar negeri menjadi salah satu hal penting yang perlu dipersiapkan mahasiswa internasional. Apalagi dengan adanya perbedaan nilai tukar mata uang yang besar antara Rupiah dan Poundsterling, maka satu  Poundsterling sangat berharga bagi kami,” kata Dhita Mutiara Nabella, mahasiswa S2 dan Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di London (PPI London).

Sebelum berangkat ke luar negeri, sebanyak 24% responden khawatir tentang pengelolaan keuangan dengan biaya hidup yang tinggi. Namun, setelah mereka berada di luar negeri, kekhawatiran tersebut meningkat menjadi 66%. Ini mencerminkan bahwa mahasiswa tidak terlalu mempertimbangkan kenyataan keuangan kuliah di luar negeri. 

Hampir tidak ada pelajar Indonesia yang mengantisipasi biaya kuliah  (1%) dan selisih nilai tukar mata uang (4%) sebelum berangkat ke luar negeri. Padahal, kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi kemampuan finansial mereka saat berada di luar negeri (biaya kuliah 31% dan selisih mata uang 26%).

Berdasarkan hasil survei, mayoritas mahasiswa internasional memiliki kesulitan dalam mengelola keuangan pribadi, salah satunya ketika transfer uang ke luar negeri. Biaya transfer yang tinggi (50%) muncul sebagai tantangan utama, diikuti dengan lambatnya durasi transfer uang sampai ke tujuan (41%). 

Pelajar Indonesia sering melakukan tranfer ke luar negeri. | Sumber: Wise

Faktanya, tujuh dari 10 mahasiswa (73%) setuju biaya tinggi dan biaya tersembunyi merupakan hal yang tak terduga ketika melakukan transaksi. Hal tersebut kemudian berdampak negatif terhadap keuangan mereka.  

Selain itu, ditemukan bahwa sebanyak 58% responden perlu mengirim uang untuk keluarga di negara asalnya setidaknya sebulan sekali. Dengan demikian ada peluang yang besar bagi Wise dalam membantu mahasiswa mengatasi kesulitan terkait transfer uang dari dan ke luar negeri.

“Survei ini menunjukkan transaksi mata uang asing, seperti transfer uang atau saat menggunakan kartu bank lokal di luar negeri, seringkali dikenakan biaya mahal dan berbagai biaya tersembunyi lain yang tidak disadari,ujar Elian Ciptono, Country Manager Wise Indonesia.

Elian melanjutkan sebanyak 95% pelajar Indonesia yang disurvei mengatakan mereka ingin biaya layanan transfer uang ke luar negeri lebih murah dan efisien. Sebab itu, Wise terus bergerak sesuai misi mereka yaitu menyediakan layanan transfer uang internasional yang cepat, murah, nyaman, dan transparan sehingga mahasiswa bisa fokus untuk mendapatkan hasil maksimal dari pendidikan mereka di luar negeri.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related