Keterampilan Teknologi Bisa Tingkatkan Penawaran Gaji hingga 50%

marketeers article
Media briefing Kearney. (FOTO: Marketeers/Eric)

Kemajuan teknologi dalam beragam industri memberikan dampak yang luas. Selain mampu mempercepat dan meningkatkan layanan, digitalisasi juga berpengaruh terhadap pasar tenaga kerja.

Hal ini pun mendorong perusahaan konsultan manajemen global bernama Kearney untuk melakukan studi. Rohit Sethi, Principal dari Kearney mengatakan saat ini seluruh industri membutuhkan penerapan teknologi dan melakukan digitalisasi secara menyeluruh.

“Artinya, beberapa keterampilan terkait artificial intelligence (AI), machine learning (ML), cloud computing, product management dan social media adalah empat keterampilan yang paling dibutuhkan tempat kerja di masa depan,” kata Rohit Sethi dalam media briefing Kearney yang digelar di Jakarta, Selasa (30/5/2023).

Menurutnya, seluruh teknologi itu banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan karena mampu menjanjikan peningkatan performa sekaligus meningkatkan efisiensi perusahaan.

Ia mencontohkan AI dan ML merupakan teknologi yang makin jamak digunakan karena mampu membantu analisis data dengan lebih cepat dan akurat. Oleh karena itu, AI dan ML sudah akrab digunakan oleh perusahaan teknologi informasi dan komunikasi, finansial serta e-commerce.

BACA JUGA: Robert Walters: 82% Perusahaan Siap Menaikkan Gaji Pegawai

Oleh karena itu, fakta ini sekaligus membuka peluang bagi para pencari kerja yang menginginkan kompensasi atau gaji di atas rata-rata. Pasalnya, kompensasi yang ditawarkan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan tenaga kerja dan kebutuhan tenaga kerja yang berkompeten.

Shirley Santoso, Partner dan President dari Kearney mengatakan tenaga kerja yang memiliki kompetensi sejumlah teknologi, seperti AI, ML, cloud dan media sosial berkesempatan untuk memiliki daya tawar yang lebih kuat.

“Tenaga kerja dengan kompetensi teknologi bisa meningkatkan jumlah kompensasi sekitar 30% hingga 50% dari gaji rata-rata. Karena, tenaga kerja dengan kompetensi tersebut terbilang masih sangat rare di Indonesia,” kata Shirley Santoso.

Tak heran, kelangkaan itu membuat perusahaan merekrut tenaga kerja asing. Oleh karena itu, ia mendorong agar kompetensi tenaga kerja di Indonesia bisa terus ditingkatkan.

Di satu sisi, ia menekankan banyak perusahaan yang rela untuk memberikan kompensasi yang lebih tinggi karena kompetensi itu sebanding dengan peningkatan efisiensi dan produktivitas yang bisa dicapai perusahaan.

BACA JUGA: Berapa Rata-Rata Gaji Marketing? Simak di Sini!

Kesimpulan yang diungkap oleh Kearney ini sendiri didasari oleh sebuah studi analisis terhadap 228 juta iklan lowongan pekerjaan baru-baru ini di Amerika Serikat (AS). Studi itu menyebut keahlian AI, ML, cloud computing, product management dan media sosial menjadi empat keterampilan yang paling dibutuhkan untuk lapangan pekerjaan yang terus berevolusi.

Para peneliti menemukan setidaknya salah satu kriteria keterampilan tersebut adalah syarat yang ditampilkan pada satu dari delapan iklan lowongan pekerjaan di AS. Dari situ, ia mengungkap Indonesia juga perlu untuk aware akan kenyataan tersebut.

“Terlebih, Indonesia menyumbang 40% dari ekonomi digital Asia Tenggara. Tetapi sebagian besar penduduk Indonesia masih belum dibekali dengan keterampilan teknologi informasi komunikasi dasar yang dibutuhkan untuk bertahan hidup dalam masyarakat berorientasi teknologi saat ini,” ucapnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related