Ketika Turis Cina Jatuh Cinta Pada Pembayaran Mobile

marketeers article

Baru-baru ini, industri pariwisata dihebohkan dengan dominasi turis China di sejumlah negara, seperti US, Eropa, dan berbagai negara lain. Memahami karakteristik mereka pun menjadi hal penting bagi para pelaku bisnis. Salah satunya, tren pembayaran mobile yang tengah popular di kalangan turis ini. Tak tanggung-tanggung, 91% turis Cina mengaku mau membeli lebih banyak jika penjual menerima pembayaran mobile.

Popularitas pembayaran mobile terbukti meningkat, terutama di kalangan demografis China. Business Insider Singapore melansir, sekitar 65% pelancong China menggunakan platform pembayaran mobile dalam perjalanan mereka ke luar negeri. Yang menarik, jumlah yang mereka belanjakan lebih banyak enam kali lipat dibandingkan turis non-Cina (11%).

An employee scans a quick response (QR) code displayed on the Ant Financial Services Group’s Alipay app, an affiliate of Alibaba Group Holding Ltd., inside a Sa Sa International Holdings Ltd. store in an arranged photograph in Hong Kong, China, on Tuesday, Nov. 1, 2016. The urgency to prepare regulatory environments for fintech is growing as banks begin offering digital services such as biometric authentication and as mobile-payment systems such as Apple Pay and AliPay are introduced around the region. Photographer: Anthony Kwan/Bloomberg

Daya beli mereka pun terbilang lebih kuat dibandingkan wisatawan non-Cina. Rata-rata pengeluaran yang dirogoh seorang turis Cina berkisar S$ 1.010. Sementara, turis non-Cina hanya senilai S$ 645.

Related image
Photo Credits: Jing Daily

Menurut data Nielsen terkait Outbond Chinese Tourism and Consumption Trends: 2017 Survey yang dilakukan pada 2.109 responden China dan dirilis 28 Februari lalu menunjukkan, sekitar 93% turis Cina mengaku mempertimbangkan pembayaran mobile di luar negeri. Sementara 91% mengaku akan membeli lebih banyak jika penjual terbuka terhadap mode transaksi.

Terkait kategori konsumsi, dari total pengeluaran yang dirogoh turis Cina saat melakukan travelling paling besar dialirkan untuk berbelanja (25%), diikuti untuk sektor akomodasi (19%), dan dining (16%). Lokasi belanja yang dipilih cukup beragam, namun duty-free shops masih menjadi favorit utama para turis Cina (61%), disusul large supermarkets (47%), department stores (47%), convenience stores (32%), dan luxury stores (31%).

Di tengah popularitas pembayaran mobile, para pemain pun dituntut harus beradaptasi dan memberikan berbagai bentuk pembayaran yang memudahkan para pembeli. Terutama, bagi mereka yang tak mau kehilangan pasar potensial dari Cina.

Editor: Sigit Kurniawan

Related