Ketum DPP ALFI: Pemain Logistik Harus Sambut Peluang Baru

marketeers article
Creative abstract shipping, delivery and logistics technology business industrial concept: macro view of heap of stacked corrugated cardboard package boxes on computer PC laptop notebook keyboard with selective focus effect

Situasi bisnis logistik mengalami dramatic decline saat memasuki masa pandemi COVID-19. Penurunan bisnis logistik merupakan hal yang mengejutkan karena sebelumnya tidak pernah terjadi sejak Perang Dunia II.

Hal ini dipengaruhi berbagai hal, mulai dari manufaktur, marketplace, hingga ekonomi yang mengalami kontraksi. Bidang transportasi dan warehouse juga mengalami decline yang luar biasa. Sektor logistik mengalami dampaknya karena masuk dalam semua kegiatan pergerakan orang dan barang.

“Meski terjadi penurunan, kebijakan pemerintah Indonesia cukup membantu para pemain di bidang logistik. Karena, logistik ini masuk dalam kegiatan yang diperbolehkan untuk terus berjalan dan tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan,” ujar Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Hanafi dalam acara Industry Roundtable Actualizing The Post Normal: Year 2021 & Beyond Logistic Perspective yang diselenggarakan MarkPlus, Selasa (20/10/2020).

Logistik mengalami penurunan di beberapa sektor di dalamnya. Namun, sejumlah aktivitas logistik justru bertahan, bahkan mengalami peningkatan. Aktivitas tersebut antara lain layanan logistik untuk e-commerce, kurir, warehouse kebutuhan pokok dan ritel.

“Kami melihat situasi sekarang sebagai saat yang tepat untuk welcome to the new opportunity. Sebelum COVID-19 pun kami sudah mengampanyekan hal ini, strategi untuk bertahan adalah melakukan kolaborasi. Karena, kolaborasi lebih baik dari pada berkompetisi,” ungkap Yukki.

ALFI melihat bahwa bisnis yang bisa sukses di masa depan adalah mereka yang mau berkolaborasi. Karena, pelaku usaha harus memikirkan bisnis tidak hanya untuk masa saat ini dan keuntungan yang bisa didapatkan sekarang, tapi juga beberapa tahun ke depan.

Editor: Eko Adiwaluyo

Related