Kian Potensial, Garuda Indonesia Buka Rute Mumbai-Denpasar

marketeers article

Memiliki kesamaan budaya dengan Bali membuat masyarakat India kian tertarik berkunjung ke Indonesia. Terlebih, lokasi India terbilang dekat dengan Indonesia. India pun menjadi pasar yang potensial. Pasalnya, dari 1,3 miliar penduduk India, 500 jutanya adalah masyarakat kaya. Pengeluaran dari outbond mereka menyentuh 20,3 juta per tahun. Tak heran, Garuda Indonesia kini memutuskan untuk membuka rute penerbangan langsung Mumbai-Denpasar.

Spending wisatawan India per visit dikatakan Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansyury menghabiskan US$ 903 dengan rata-rata length of stay lima hingga enam hari.

“Potensi pasarnya besar. Ada banyak hal yang menarik yang membuat orang India datang ke Bali. Terutama, kesamaan antara kedua budaya tersebut. Hal ini memang tak lantas meningkatkan kunjungan wisatawan asal India ke Bali. Sebab, selama bertahun-tahun tidak ada konektivitas langsung antara kedua negara,” terang Pahala di Bali, Selasa (24/04/2018).

Padahal, India merupakan salah satu tetangga terdekat Indonesia. Dan, Andaman & Nicobar Islands hanya berjarak kurang dari 200 km dari Aceh, provinsi paling barat di Indonesia. Garuda Indonesia dikatakan Pahala merasa tertantang untuk menjawab peluang potensial ini.

Pembukaan rute direct flight Mumbai-Bali oleh Garuda Indonesia pun diyakini Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Zona 1 Kemenpar I Gde Pitana akan merealisasikan target kunjungan 700.000 wisatawan India.

Pembukaan direct flight ini membuat Menteri Pariwisata optimistis target kunjungan 700.000 wisatawan asal India bisa terealisasi. Ini merupakan target besar karena pada tahun 2017 ada sekitar 485.000 pengunjung India.

“Namun, kami sangat optimistis mencapai target ini,. Terlebih, pasar India mencapai pertumbuhan 30% dibandingkan dengan 2016, tertinggi kedua setelah China. Dan, pada tahun 2018, divalidasi bahwa India telah melampaui pengunjung Korea dan Jepang ke Indonesia, dengan total 87.000 pengunjung India dibandingkan dengan 74.000 untuk Jepang dan 63.000 untuk Korea,” jelas Pitana.

Editor: Sigit Kurniawan

Related