Kiat BPD Bali Peroleh Kinerja Baik di Tengah Pandemi

marketeers article

Industri perbankan di Indonesia seolah telah banyak belajar dari fenomena krisis pada tahun 1998. Hal ini ditunjukkan oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali yang berhasil bertahan saat menghadapi situasi pandemi COVID-19. Bukan hanya bertahan, namun justru meraih kinerja yang baik sejak tahun lalu.

Ida Bagus Gede Setia Yasa, Direktur Operasional Bank BPD Bali mengungkapkan 55% perekonomian Bali ditopang oleh sektor pariwisata, oleh sebab itu pandemi COVID-19 telah membawa pengaruh yang signifikan. Ia mengaku pandemi menjadi pemicu BPD Bali untuk melakukan transformasi digital, salah satunya dengan transaksi nontunai. Sekitar 24% nasabah BPD Bali di tahun 2019 cenderung menggunakan layanan teller, namun sejak tahun 2021, nasabah yang menggunakan layanan teller hanya 17%. Hal tersebut menunjukkan adanya peralihan perilaku nasabah yang terjadi semenjak pandemi.

“Melakukan layanan transformasi digital itu perlu memahami segmen pasar. Sementara segmentasi untuk BPD Bali sebagian besar ialah generasi X, sehingga kami perlu membangun segmentasi untuk generasi Z dan Millennial untuk bisa bersaing di pasca pandemi,” ungkap Ida pada acara virtual Marketeers Goes To Bank: Digital Marketing Transformation in Banking Industry, Rabu, (25/08/2021).

Ida memaparkan  BPD Bali telah melakukan digitalisasi kanal dengan menerapkan seluruh produk digital dan elektronik, meliputi mobile banking, internet banking, laku pandai, Automatic Teller Machine (ATM), Cash Recycle Machine (CRM), serta produk digital lainnya. Lalu, penguatan ekosistem digital dengan transformasi transaksi penerimaan dan pendapatan daerah Bali sebagai subject expert matter dalam elektronifikasi sistem, transaksi dan pembayaran serta mendukung inklusi keuangan daerah yang diharapkan dapat menunjang peningkatan perekonomian Bali.

Tidak hanya itu, BPD Bali juga turut menjalin kerja sama bisnis yang sinergi dengan penerapan transaksi pembayaran digital bagi UKM, BPR, koperasi, LPD, merchant, e-commerce dan pihak ketiga lainnya sebagai penunjang pendapatan fee based. Terakhir, ialah menerapkan budaya digital seperti program untuk peningkatan kinerja dan penguatan budaya kerja serta peningkatan corporate branding untuk mengakomodir tren perubahan pasar akibat pandemi COVID-19.

“Jika tidak ada pandemi, kami tidak akan sadar bahwa ekosistem digital perlu dibangun. Jelas kami tidak bisa memperkuat sendiri, perlu sinergi misalnya bekerjasama dengan pihak marketplace, ecommerce. Saat ini ekosistem Bali sangat ditunjang oleh kerjasama dengan pemerintah daerah, dilengkapi dengan adanya program Pengelola Percepatan Digitalisasi Daerah yang menjadi kesempatan baik untuk memperkuat ekosistem sekaligus meningkatkan pasar melalui transaksional yang dilakukan di Bank BPD Bali,” tutup Ida.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related