Kiat Restoran Bebek Renon Bertahan di Tengah Pandemi

marketeers article

Bisnis kuliner memiliki peluang untuk berkembang pesat di tengah pandemi. Kondisi ini seiring meningkatnya minat masyarakat dalam mengonsumsi makanan dan minuman untuk melengkapi kegiatan work from home. Kesuksesan bisnis kuliner ini juga dirintis oleh Restoran Bebek Renon milik Agus Eko dan Bambang Basuki yang menyajikan masakan tradisional khas Bali.

Diawali dari kebiasaan owner yang hobi makan, usaha Bebek Renon terus dikembangkan hingga dapat berkembang pesat seperti sekarang ini. Berawal dari kedai kecil di Bali pada tahun 2014, kini usaha bebek crispy ini memiliki tujuh cabang di Indonesia.

Dari sisi marketing, Bebek Renon memilih untuk melakukan diferensiasi dengan mengambil bebek crispy khas Bali sebagai menu utama. Kudapan ini dilengkapi dengan sambal-sambal yang otentik, yaitu sambal matah bunga kecombrang, sambal terasi, dan sambal renon. Diferensiasi ini dilakukan untuk menonjolkan produk yang disajikan dan membedakannya dengan usaha kuliner lain.

Selain itu, Restoran Bebek Renon melengkapi diri juga dengan beragam menu, seperti Bebek Bali Crispy, Bebek Pecatu, Bebek Cabe Kering, serta ayam pejantan yang digoreng crispy dan lumpia bebek.

Tantangan pandemi

“Sebelum masa pandemi, Bebek Renon memiliki total gerai sebanyak 26 cabang. Sayangnya, saat ini berkurang menjadi tujuh cabang termasuk own store dan outlet franchise yang bekerja sama dengan mitra-mitra lain,” kata Bambang Basuki selaku owner Bebek Renon.

Tantangan lain juga datang dari pengadaan bahan baku yang musiman. Selain itu, penentuan lokasi restoran ketika melakukan ekspansi juga cukup sulit. Tentu, kondisi menantang dan tak menentu umum dirasakan oleh para pebisnis kuliner.

“Untuk menghadapi kondisi seperti ini, Bebek Renon menerapkan pricing atau harga yang terjangkau, yaitu sekitar Rp 50.000 untuk ukuran seperempat ekor,” kata Bambang.

Hal ini dilakukan untuk menjaga citra Bebek Renon dan meningkatkan minat pembeli karena memiliki harga yang relatif terjangkau. Pasalnya, denominasi atau ukuran yang lebih kecil cenderung memudahkan konsumen untuk membeli.

“Untuk terus dapat terhubung dengan pembeli, saat ini Bebek Renon mengerahkan kanal penjualan secara online dan mulai melakukan pemasaran melalui media sosial,” kata Bambang.

Saksikan perjalanan Restoran Bebek Renon selengkapnya di Youtube Marketeers:

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related