PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menyalurkan perdana program bauran bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan minyak nabati 40% atau B40. Tercatat, Kilang Plaju di Sumatera Selatan menyalurkan sebanyak 5.000 kiloliter (KL) dan Kilang Kasim di Papua Barat Daya sebanyak 4.600 KL.
Taufik Aditiyawarman, Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional menjelaskan kesiapan kilang dalam memproduksi B40 sebagai bentuk komitmen KPI untuk penyediaan energi yang lebih baik dari aspek lingkungan, aspek ekonomi, aspek sosial dan juga aspek keberlanjutan.
Secara terperinci, produksi B40 dari Kilang Plaju ditargetkan sebesar 119.240 KL per bulan, sementara untuk Kilang Kasim sebanyak 15.898 KL per bulan.
BACA JUGA: Pertamina Jadi Produsen SAF dari Minyak Jelantah Pertama di ASEAN
“Produksi Biosolar B40 ini tentunya juga akan menjadi kontribusi KPI dalam pencapaian Net Zero Emision di tahun 2060 atau lebih cepat, mendukung Sustainable Development Goals dalam menjamin akses energi yang terjangkau serta pada penerapan ESG,” ujar Taufik melalui keterangan resmi, Selasa (14/1/2025).
Produksi Biosolar diimplementasikan sejak program implementasi Biosolar B20 pada Januari 2019 lalu, yang terus ditingkatkan komposisinya secara bertahap menjadi B30 pada 2019, meningkat lagi menjadi B35 pada 2023. Hingga saat ini menjadi B40 pada awal 2025.
BACA JUGA: Pertamina Jual Komersil Bahan Bakar Pesawat dari Minyak Jelantah Tahun 2025
Implementasi program mandatori B40 ini tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 341.K/EK.01/MEM.E/2024 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel Sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Dalam Rangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit sebesar 40%.
KPI mulai menjalankan mandatori pemerintah untuk program Biodiesel 40% sebagai bahan bakar nabati (BBN) guna mendukung swasembada energi. Adapun B40 merupakan campuran bahan bakar nabati berbasis CPO atau sawit, yaitu Fatty Acid Methyl Esters (FAME). FAME 40%, dan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar 60%.
Langkah ini sejalan dengan agenda Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto terkait ketahanan dan swasembada energi, serta target Pemerintah mencapai net zero emission pada tahun 2060. Pemerintah bahkan menyiapkan rencana peningkatan lebih lanjut ke B50 pada 2026.
“B40 sementara ini diproduksi di Kilang Plaju Sumsel dan Kilang Kasim Papua Barat Daya. Kesiapan sarana dan fasilitas di dua kilang ini mendukung dijalankannya mandatori produksi B40,” ujarnya.
Editor: Ranto Rajagukguk