Kinerja Investasi Manufaktur Korea Selatan di Indonesia

marketeers article
Banknote of south korea

Nilai investasi Korea Selatan (Korsel) di Indonesia berdasarkan data Kementerian Perindustrian terus meningkat sehingga menempati peringkat keempat terbesar di Indonesia. Hingga pertengahan tahun ini, nilainya mencapai USD1,15 miliar, sementara pada 2017 sebesar USD2,2 miliar. Sedangkan, neraca perdagangan Indonesia dengan Korsel sepanjang tahun lau mengalami surplus sebesar USD78 juta dari total nilai perdagangan yang mencapai USD16 miliar.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengemukakan, investasi manufaktur lain dari Korsel menunjukkan kemajuan cukup baik, antara lain Pohang Iron Steel Company (Posco) yang bekerja sama dengan PT Krakatau Steel Tbk untuk mengembangkan lini baru produk baja melalui anak usahanya, PT Krakatau Posco.

“Krakatau Posco akan bekerja sama dengan Nippon Steel untuk membangun pabrik penghasil cold rolling mill, karena end user-nya banyak dari Jepang seperti sektor otomotif. Target 2019 sudah dimulai,” tutur Airlangga di Jakarta, Jumat (07/09/2018). Perusahaan ini pun tengah mempercepat pembangunan proyek klaster 10 juta ton baja di Cilegon yang diperkirakan tercapai pada tahun 2025.

Di sektor otomotif, Kementerian Perindustrian juga telah mendorong Hyundai Motor Corporation (HMC) agar meningkatkan investasinya di Indonesia. “Kami sudah merekomendasikan jika pihak HMC ingin berinvestasi di Indonesia, dapat mencari strategi yang berbeda dengan para pesaingnya, sebagai contoh adalah mengisi pasar sedan,” ungkap Airlangga. Apalagi, Kemenperin tengah memacu produksi sedan bagi pasar ekspor seiring upaya terhadap penurunan PPnBM untuk sedan.

RI-Korsel pun berkomitmen untuk mendukung aktivitas dan pengembangan IKM. Pasalnya, sektor ini berpotensi menggerakkan perekonomian nasional. Upaya yang telah diakukan kedua negara adalah kerjasama di sektor industri kreatif, salah satunya melalui kegiatan Korean Creative Content Agency di Jakarta.

“Bapak Presiden Jokowi menyampaikan, kerja sama yang perlu diperkuat lagi adalah hubungan antara generasi muda Indonesia dan Korsel,” sebutnya.

Agenda kunjungan kenegaraan Presiden RI Joko Widodo ke Korsel pada 10-11 September mendatang pun diinisiasi bakal membuka peluang kerja sama baru di sektor ekonomi, termasuk peningkatan investasi sektor industri manufaktur.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related