Setelah Windows, Mac, Linux, Kini Hadir Endless di Indonesia

marketeers article
Endless Computers di Indonesia

Masyarakat Indonesia mungkin sudah sangat lumrah menggunakan sistem operasi berbasis Windows untuk PC, baik desktop maupun notebook. Bagi mereka yang memiliki budget lebih besar dan biasanya berprofesi dengan pekerjaan yang berhubungan dengan desain, sudah biasa memilih sistem Mac dari produk notebook Apple.

Linux mungkin paling asing. Selain tidak lumrah, jarang yang menggunakannya di Indonesia. Namun tetap sistem berlogo pinguin itu ada yang menggunakannya di sini. Setelah ketiganya mendominasi dunia PC, kini hadir satu lagi sistem operasi bernama Endless OS dari perusahaan bernama Endless Computers.

Platform terbilang baru tersebut agak berbeda dengan saudara sesama OS lainnya. Mereka fokus pada kemampuannya untuk bekerja serta pendidikan. Salah satu misinya adalah memberikan jaminan akses teknologi terbaik bagi negara-negara berkembang, terutama yang kesulitan internet. Sudah langsung tersedia berbagai aplikasi bawaan untuk browsing, media sosial, serta aplikasi pendidikan yang bisa diakses langsung tanpa internet.

“Endless adalah piranti lunak gratis yang bisa digunakan ketika koneksi internet lemah,” ujar CEO dan Founder Endless Computers Matt Dalio di Jakarta pada Selasa (4/7) 2017. Tidak seperti sistem operasi lain, si OS bisa diunduh gratis di atas ketiga sistem operasi lainnya. Artinya ketika mengakses, konsumen akan langsung bertemu halaman antar muka Endless OS lengkap dengan berbagai aplikasi tersedia, bukan lagi Windows, Mac, maupun Linux.

Namun di Indonesia mereka menggandeng produsen PC Acer dan ASUS. Nantinya produk-produk kedua pabrikan tersebut ketika dijual sudah langsung tersemat sistem operasi Endless. Dengan misi Endless terhadap negara berkembang dan sektor pendidikan, Acer dan ASUS memang menyediakan produk yang secara banderol cukup terjangkau. Pengguna di daerah-daerah terpencil diharapkan bisa menyerap produk kolaborasi ketiga perusahaan di mana koneksi internet dianggap hal yang mewah.

Kerja sama dengan brand hardware itu juga dilandasi keyakinan bahwa penetrasi komputer di Indonesia masih di angka 21% sementara penetrasi internet di angka 51%. Mereka yakin seharusnya angka tersebut bisa tumbuh lebih jauh lagi.

Di dalam sistem tersebut sudah tersemat beberapa aplikasi untuk bekerja semisal Writer, Spreadsheet sampai Presentation. Memang cukup tidak lumrah di mana masyarakat sudah sangat terbiasa dengan Word, Excell maupun Power Point. Untuk media sosial ada Google Chrome, Firefox, Facebook, Twitter, dan WhatsApp. Sementara untuk pendidikan sudah ada Encyclopedia, Math, sampai World Literature.

“Menggunakan sistem operasi ini sama mudahnya seperti mengoperasikan smartphone,” janji Dalio.

Endless Computers sejatinya berdiri pada 2012 lalu di San Fransisco oleh Dalio dan rekannya Marcelo Sampaio. Baru pada April 2015 mereka menghasilkan produk berupa perangkat keras berupa desktop yang didanai dari platform donasi Kickstarter. Perangkat keras tersebut selain sudah disematkan oleh sistem operasi Endless, dibanderol dengan harga miring dengan desain sangat unik.

Januari 2016 kemudian hadir produk bernama Endless Mini, kelanjutan produk pertama mereka. Mini hanya dijual seharga US$79 atau sekitar satu jutaan rupiah. Tahun 2017 ini mereka kemudian merilis produk lain bernama Endless Mission, sebuah desktop berukuran mini yang kali ini dihargai US$249 atau di atas tiga jutaan.

Jadi boleh dikatakan bahwa Endless Computers tidak hanya menyediakan sistem operasi, tetapi juga perangkat desktop-nya langsung. Namun belum tahu kapan mereka akan membawa produknya ke Indonesia, berhubung sudah ada Acer dan ASUS yang menjadi partner penyediaan perangkat keras.

    Related