Untuk pengguna media sosial, kisah pengemudi Gojek sudah menjadi konten sehari-hari. Kisah lucu, sedih, hingga heroik selalu menghampiri para pengemudi layanan ride-hailing ini.
Hal inilah yang kemudian menjadi cara Gojek Indonesia untuk mengapresiasi para mitra pengemudinya. Berkolaborasi dengan Marchella FP, penulis buku Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini (NKCTHI), Gojek mendokumentasikan keseharian mitranya yang inspiratif dan diceritakan kembali dalam buku berjudul Nanti Kita Cerita Tentang Driver Gojek.
Buku yang diluncurkan pada Selasa (14/01/2020) di Jakarta ini berisi kompilasi kisah yang diambil dari sudut pandang mitra pengemudi. Dipadukan dengan gaya bahasa Marchella yang menyentuh.
Dijelaskan oleh Michael Say, VP Regional Corporate Affairs Gojek setidaknya ada 73.000 percakapan di media sosial tentang pengemudi Gojek selama sembilan bulan lalu. Percakapan ini didominasi dengan kisah inspiratif pengemudi Gojek baik saat melayani penumpang maupun tidak. “Kami menyimpulkan bahwa kisah-kisah ini adalah wujud #PenjagaAmanah yang tertanam dalam diri mitra pengemudi Gojek,” katanya.
Kisah-kisah inspiratif ini tidak hanya untuk mengapresiasi pengemudinya, namun menjadi bentuk usaha Gojek untuk terus meningkatkan advokasi mereknya. Dalam buku ini, Marchella ingin mengangkat bahwa mitra pengemudi Gojek merupakan manusia dan patut dihargai atas kerja kerasnya.
“Kisah ini sekaligus untuk menyebarkan pesan-pesan baik pada masyarakat,” tambah Marchella.
Salah satunya adalah kisah Sukirman yang sejak hidup sebatang kara di tengah kerasnya jalanan ibu kota. Sukirman kemudian bergabung dengan Gojek dan menemukan semangat positif baru untuk menjalani hidup. Dia bahkan aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial dengan tujuan ingin menyebarkan pesan kebaikan. Cerita Sukirman menjadi satu dari puluhan cerita yang menunjukkan bahwa perubahan positif dalam hidup datang dari niat pribadi.
“Saya berharap, cerita keseharian kami sebagai mitra pengemudi dapat menginspirasi dan memotivasi lebih banyak lagi mitra pengemudi yang membacanya,” kata Sukirman.
Editor: Sigit Kurniawan