Kolaborasi Channel Kunci Komunikasi Pemasaran Masa Depan

marketeers article
lifestyle people using mobile phone technology with connection app internet application in smartphone, playing social network and shopping online

Ada perubahan signifikan yang terjadi di sekitar masyarakat setelah wabah COVID-19 masuk ke Indonesia. Perubahan-perubahan itu membawa banyak pengaruh, terlebih lagi bagi perusahaan yang bergerak di industri komunikasi atau media.

“Ada banyak prediksi yang hadir karena perubahan yang sementara dan permanen. Misalnya, mengenai hal-hal yang muncul di masa pandemi tapi akan berkelanjutan bahkan setelah pandemi ini usai,” ujar Janoe Arijanto, Ketua Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI).

Janoe menjelaskan, riset Nielsen menunjukkan adanya peningkatan pembelian gawai. Hal ini menunjukkan adanya perubahan lanskap. Dan, hal inilah yang perlu diperhatikan yaitu penambahan jumlah screen di rumah-rumah.

Nyatanya hal tersebut terjadi bukan hanya karena proses pembelajaran di rumah. Tetapi, ada banyak faktor lain seperti bekerja dan hiburan. Akses televisi pun mengalami peningkatan namun yang perlu diperhatikan kembali adalah para pengakses digital juga tidak kalah meningkat.

Janoe menuturkan harus ada strategi yang tepat untuk mengatur campuran channel yang masuk ke rumah-rumah ini. Karena, banyak yang memprediksi bahwa hal ini akan terus berubah bahkan bertambah.

Hal lain yang perlu dipahami untuk mengambil keputusan tepat dalam bisnis yang berhubungan dengan media adalah skenario jangka pendek. Waktu yang banyak dihabiskan untuk menikmati konten digital maupun televisi tadi ini sangat berpengaruh pada kampanye dari suatu brand.

Sebelumnya, kampanye yang ditetapkan suatu brand bisa menghabiskan waktu selama enam bulan dan jarang terjadi perubahan di dalam kontennya. Tetapi, dalam beberapa waktu terakhir terlihat adanya perubahan dalam praktik kampanye brand, mulai dari budget yang lebih sedikit tapi dengan konten yang berubah-ubah.

“Belum tuntasnya pandemi memaksa para perancang pemasaran mengatur perencanaan dalam beberapa skenario pendek. Dalam skenario tersebut, perancang pemasaran sangat memperhatikan pesan yang ingin disampaikan ke publik serta kolaborasi antara media dan berbagai platform yang digunakan,” tutur Janoe.

Selain Kampanye, Janoe melihat adanya hyper customization yang memungkinkan penyesuaian mode komunikasi pemasaran secara detail. Pemilihan elemen seperti channel, skenario, hingga pengambilan keputusan diambil dengan pertimbangan target pasarnya. Bisa dilihat dari kondisi geografis hingga daya beli masyarakatnya.

Media dengan respons langsung juga berkembang pesat selama pandemi. Hal ini terlihat dari berbagai platform e-commerce yang memiliki peningkatan user aktif. Semua bisa berawal dari sebuah iklan digital yang ketika diklik bisa langsung menghubungkan ke platform e-commerce tersebut.

“Ini yang kami biasa sebut brand commerce communication. Saat ini banyak dipilih dan digunakan. Sebuah platform bisa memberikan respons dari awareness, action, share, search, hingga execute di satu tempat. Direct response media ini merupakan perubahan yang permanen dan bisa terus digunakan ke depannya,” pungkas Janoe.

Keterbatasan yang ada mendorong banyak pihak untuk beradaptasi dan berinovasi. Hal tersebut dikarenakan adanya kebutuhan yang harus dipenuhi namun tidak bisa dilakukan seperti sebelum pandemi.

“Permasalahan inilah yang perlu diperhatikan para pelaku bisnis, terutama industri media. Mereka harus bisa memahami dan menangani ketidakpastian dengan bisnis model yang disesuaikan,” tutup Janoe.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related