Indonesia memiliki potensi untuk menjadi sentra ekonomi syariah global. Tidak hanya sebagau salah satu negara dengan jumlah populasi muslim terbesar, Indonesia merupakan konsumen besar produk halal. Potensi dampak ekonomi industri halal terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional diperkirakan menyentuh angka US$ 3,6 miliar.
Di lain sisi, rendahnya literasi keuangan syariah serta terbatasnya layanan produk keuangan syariah menjadi tantangan utama bagi terwujudnya Indonesia sebagai sentra ekonomi syariah global.
Hasil survei yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bertajuk Survei Nasional Literasi Keuangan mencatat, pada tahun 2019, literasi keuangan nasional hanya mencapai 38,03%. Literasi keuangan syariah bahkan hanya berada di angka 8,93%.
Guna mempercepat pertumbuhan perekonomian syariah, pemerintah melalui Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) meluncurkan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024. Dalam masterplan tersebut, salah satu langkah mempercepat pertumbuhan aset keuangan syariah Indonesia adalah melalui penguatan ekonomi digital.
Layanan Syariah LinkAja sebagai uang elektronik berbasis syariah pertama di Indonesia diharapkan dapat menjadi akselerator ekonomi syariah di Indonesia.
“Sebagai uang eletktronik nasional, LinkAja melalui Layanan Syariah LinkAja turut mendukung pemerintah untuk mempercepat inklusi keuangan syariah di Indonesia. Berkolaborasi dengan berbagai pihak lintas sektor, kami optimis dapat berperan besar dalam mendorong terwujudnya inklusi keuangan syariah di Indonesia,” kata Haryati Lawidjaja, Direktur Utama LinkAja
Menurut Ventje Rahardjo, Direktur Eksekutif KNEKS, kolaborasi dengan seluruh stakeholders di dalam ekosistem ekonomi syariah juga diperlukan untuk meningkatkan literasi dan inklusi layanan keuangan syariah di masyarakat.
Dengan terciptanya ekosistem ekonomi syariah digital melalui teknologi finansial, lembaga keuangan syariah, perdagangan digital, hingga keuangan sosial Islam diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dapat terwujud.
Editor: Ramadhan Triwijanarko