Kolaborasi Reckitt Benckiser dan IDI Tingkatan Kualitas Hidup Orang Indonesia

marketeers article
www.thepositiveedge.org

Reckitt Benckiser Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) baru saja menandatangani Perjanjian Kerja sama program Misi Hidup Sehat Dettol. Program ini dihadirkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan kebersihan masyarakat Indonesia. Selama tujuh tahun terakhir Reckitt Benckiser berkomitmen untuk membuat perubahan positif melalui program tersebut.

“Melalui berbagai kegiatan dalam mengelola kebersihan dan kesehatan yang tertuang dalam Perjanjian Kerjasama ini, kami berupaya untuk terus membantu mewujudkan Indonesia yang sehat, diantaranya dengan memberikan edukasi kepada ibu muda akan pentingnya membangun kebiasaan bersih dan sehat, serta program pembinaan dokter kecil di sekolah dasar,” ujar General Manager Reckitt Benckiser Indonesia, Ratanjit Das di Jakarta, dalam keterangan resminya.

Sejak tahun 2008 Reckitt Benckiser telah memberikan edukasi yang berkesinambungan kepada 2,7 juta pelajar di 6.000 sekolah tentang pentingnya menjaga kebersihan diri. Selain itu, 2,5 juta ibu muda mendapatkan edukasi  mengenai perlindungan terhadap infeksi pada bayi baru lahir, 60.000 perawat tentang pentingnya kebiasaan sehat,  dan edukasi kepada 2,3 juta anggota PKK mengenai pengelolaan kebersihan dan kesehatan melalui Misi Hidup Sehat Dettol.

“Tahun 2016 ini, Reckitt Benckiser dan IDI berharap dapat menjangkau 500.000 pelajar, 1.200 sekolah, 580.000 ibu muda, 13.000 perawat, dan 450.000 anggota PKK,” tambah Ratanjit.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, salah satu program kerja sama antara IDI dan Reckitt Benckiser adalah program edukasi media. Kali ini, IDI dan Reckitt Benckiser menyoroti isu mengenai kebiasaan mudik masyarakat Indonesia. Mudik merupakan tradisi yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar masyarakat. Sayangnya, seringkali kita luput memperhatikan kebersihan pada saat mudik, yang kemudian berujung pada masalah kesehatan.

“Saat mudik, kita seringkali lalai dalam menjaga kebersihan selama perjalanan mudik. Padahal, risiko terkena kuman bisa jadi lebih tinggi seiring tingginya intensitas penggunaan fasilitas umum yang sebagian besar merupakan tempat bersarangnya kuman,” kata M. Adib Khumaidi, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar IDI.

Yosephine W.Widowati, Brand Manager Dettol Hand Hygiene menambahkan, debu dan polusi udara, makanan yang dibeli di tempat peristirahatan, serta penggunaan kamar mandi umum bersama para pemudik lain dapat menjadi kanal penyebaran kuman penyebab penyakit. “Untuk itu, kebersihan pribadi adalah hal utama yang patut diperhatikan. Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum dan setelah melakukan aktivitas. Hal ini sangat penting dilakukan untuk menghindari penyebaran kuman dan bakteri,” imbuh Yosephine.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related