Komitmen Terapkan ESG, 9 Emiten Raih Penghargaan dari KIC

marketeers article
Foto: www123rf.com

Belakangan ini semakin banyak perusahaan yang terdorong membangun reputasi secara positif dengan menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam strategi bisnis perusahaan. Apalagi, di tengah krisis iklim dan tuntutan konsumen yang meningkat, perusahaan dituntut untuk bertanggung jawab dalam menjalankan operasional perusahaan yang berdampak baik terhadap lingkungan dan sosial.

Oleh karena itu, Katadata Insight Center (KIC) memberikan penghargaan kepada korporasi yang memiliki komitmen, program, dan prinsip-prinsip berkelanjutan dalam menjalankan bisnis mereka. Ada sembilan perusahaan yang meneriman Katadata Corporate Sustainability Awards.

Pemberian apresiasi ini didasarkan pada penilaian terhadap para emiten di bursa saham dengan kerangka metodologi Katadata Corporate Sustainability Index. Penilaian mengacu pada beragam indikator yang tertuang dalam Laporan Keberlanjutan pada tahun 2021 serta sejumlah indikator dari sumber referensi lainnya, seperti kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan (Proper) oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sertifikasi International Organization for Standardization (ISO), dan data-data terkait lainnya.

“Tujuan dari pemberian penghargaan ini adalah untuk mendorong dunia usaha di Indonesia agar semakin meningkatkan kepedulian, perhatian dan komitmennya dalam menjalankan bisnis yang mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan atau dikenal dengan istilah Environmental, Social and Governance (ESG),” ujar Co-founder dan Chief Executive Officer (CEO) Katadata Indonesia, Metta Dharmasaputra di Jakarta dalam siaran persnya.

Untuk tahun ini, lanjut Metta, penghargaan diberikan kepada perusahaan yang bergerak di tiga sektor, yakni perkebunan (plantation), energi dan pertambangan (energy & mining), serta makanan dan minuman (food & beverages). Di masing-masing sektor terdapat tiga perusahaan yang meraih penghargaan. Penilaian ini dilakukan oleh tim analis bersama dua tenaga ahli KIC, Mulya Amri dan Gundy Cahyadi serta sejumlah ahli di sektornya. “Melalui kerangka metodologi Katadata Corporate Sustainability Index, kami bisa mengukur tingkat kepatuhan, kinerja, dan dampak program berkelanjutan di dunia bisnis.”

Anggota tim Panel Ahli Katadata Insight Center, Mulya Amri menambahkan penilaian ini didasarkan pada ketersediaan data setiap perusahaan yang tertuang dalam Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) terbaru yang dapat diakses melalui situs perusahaan per Juni 2022. Laporan Keberlanjutan tersebut dipublikasikan oleh perusahaan sesuai dengan Standard Global Reporting Initiative (GRI) dan memenuhi persyaratan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan 51/POJK.03/2017.

“Selain Laporan Keberlanjutan, kami juga menggunakan data-data terkait lainnya sesuai dengan sektor masing-masing. Kelengkapan data yang dilaporkan oleh setiap perusahaan dalam Laporan Keberlanjutan ikut mempengaruhi skor mereka,” ujar Mulya Amri.

Menurut Mulya, belakangan ini semakin banyak perusahaan yang terdorong membangun reputasi secara positif dengan menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam strategi bisnis perusahaan. Apalagi, di tengah krisis iklim dan tuntutan konsumen yang meningkat, perusahaan dituntut untuk bertanggung jawab dalam menjalankan operasional perusahaan yang berdampak baik terhadap lingkungan dan sosial.

Berdasarkan hasil penilaian Katadata Corporate Sustainability Index, sembilan perusahaan yang meraih penghargaan. Tiga perusahaan di sektor perkebunan yang memperoleh skor tinggi dan peringkat atas adalah PT Salim Ivomas Pratama Tbk, PT Pinago Utama Tbk, dan PT London Sumatra Indonesia Tbk.  Sementara perusahaan di industri energi dan pertambangan yang mendapatkan peringkat teratas adalah PT Bukit Asam Tbk, PT Indika Energy Tbk, dan PT Golden Energy Mines Tbk.  Sedangkan tiga perusahaan yang bergerak industri makanan dan minuman yang memiliki skor terbaik adalah PT Sentra Food Indonesia Tbk, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk, dan PT Wahana Interfood Nusantara Tbk.

“Tahun depan, kata dia, penilaian akan diperluas ke sektor-sektor lainnya. Kami juga akan terus memperbaiki dan menyempurnakan penilaian ini dengan menjaring masukan dari berbagai stakeholder terkait,” ungkap Mulya.

    Related